Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Indonesia Kalah, Gol Jasim Elaibi Paksa Indonesia Terbang ke Paris
Olahraga
20 jam yang lalu
Indonesia Kalah, Gol Jasim Elaibi Paksa Indonesia Terbang ke Paris
2
Persib Bersiap Menyongsong Championship Series
Olahraga
24 jam yang lalu
Persib Bersiap Menyongsong Championship Series
3
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
Umum
9 jam yang lalu
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
4
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
7 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
5
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Olahraga
6 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
6
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
Pemerintahan
6 jam yang lalu
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Ramayana Depok Tutup, 87 Karyawan Kena PHK

Ramayana Depok Tutup, 87 Karyawan Kena PHK
Jum'at, 10 April 2020 03:03 WIB
JAKARTA - Ramayana City Plaza Depok, Jawa Barat, sudah menutup operasionalnya sejak Senin (6/4). Akibatnya, semua karyawan di gerai tersebut yang jumlahnya 87 orang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

"Semua karyawan 87 orang sudah kita PHK dan diproses sesuai ketentuan," ungkap Store Manager Ramayana City Plaza Depok M Nukmal Amdar seperti dilansir GoNews.co dari detikcom, Rabu (8/4/2020).

Dengan demikian, gerai Ramayana Depok saat ini ditutup permanen. Namun dia bilang tidak menutup kemungkinan akan dibuka kembali, tergantung kebijakan dari manajemen pusat.

"Kita tutup operasional artinya permanen. Tapi tidak menutup kemungkinan ke depan jika kondisi memungkinkan bisa ada harapan lebih baik. Ya mungkin arah manajemen kita nggak tahu seperti apa ke depan," katanya.

Nukmal menjelaskan, penyebab tutupnya Ramayana Depok dan juga keputusan PHK atas semua karyawan sebab tak sanggup menanggung biaya operasional. Ia menguraikan, sejak virus Corona dikonfirmasi merambah Indonesia yakni pada awal Maret lalu, penjualan toko tersebut berangsur menurun, bahkan hingga 80%.Baca juga: Dampak COVID-19, Menaker Minta Pengusaha Jadikan PHK Opsi Terakhir

"Semenjak bulan Maret, sudah penurunan sampai 40%. Itu kan kita masih bagus di awal sebelum penemuan Covid-19 pertama di Indonesia kita masih stabil di situ. Tapi begitu berjalannya dengan protokol pemerintah akhirnya sudah tidak bisa lagi. Terakhir kondisi tren penjualan menurun sampai 80% jadi tidak memungkinkan lagi untuk melanjutkan operasional," terang Nukmal.

Lantas, bagaimana nasib karyawan yang jadi korban PHK?

Nukmal menegaskan, seluruh karyawan yang kena imbas PHK diproses sesuai ketentuan dan akan memperoleh pesangon.

"Semua karyawan 87 orang sudah kita PHK dan diproses sesuai ketentuan. Mereka mendapatkan hak pesangonnya," tegas Nukmal.

Selain itu, PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk juga telah mendaftarkan seluruh karyawan Ramayana Depok kepada Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) setempat agar memperoleh Kartu Pra Kerja.

Ia mengaku, pihaknya telah berkoordinasi dengan Disnaker Kota Depok agar program andalan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut bisa diperoleh 87 karyawan Ramayana yang kena PHK tersebut.

"Sudah. Kebijakan management agar bisa menopang biaya hidup akan segera direalisasikan dalam waktu dekat. Semua kita sudah daftarkan juga ke Disnaker untuk mendapatkan dana pemerintah dari Kartu Pra Kerja," paparnya.

Sebagai informasi, kabar PHK itu awalnya berembus dari sebuah video yang viral dari akun Twitter @wawat_kurniawan. Video itu berisikan sejumlah karyawan yang berseragam abu-merah muda saling berpelukan dan menangis.

Ia juga memberikan klarifikasi mengenai video yang beredar di Twitter tersebut. Menurutnya, saat itu para karyawan sedang diberikan sosialiasi mengenai performa perusahaan yang menurun akibat pandemi Corona. Sehingga, manajemen pun mengumumkan PHK atas 87 karyawan.

Adegan berpelukan dan isak tangis karyawan di video tersebut terjadi ketika para karyawan hendak berpisah dengan rekan-rekan kerjanya.

"Ada video beredar, saya mau klarifikasi itu bahwa ada pemberitaan bilang itu tangisan pemecatan massal saya nggak ngerti. Itu mungkin ada oknum yang mengambil kesempatan biar viral. Sebenarnya memang pada saat saya sosialisasi di tanggal 4 April tentang pemaparan performance perusahaan. Artinya memang tidak mampu lagi beroperasional dan menutupi biaya-biaya semuanya. Akhirnya pada saat itu manajemen memutuskan untuk tutup. Itu video mungkin tangisan ya pada saat mereka berpisah, ya perpisahanlah," pungkasnya.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:Detik.com
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Ekonomi, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/