Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Indonesia Tertinggal 0-1 dari China, Gregoria Sampaikan Permohonan Maaf
Olahraga
15 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-1 dari China, Gregoria Sampaikan Permohonan Maaf
2
Indonesia Tertinggal 0-2 dari China, Fadia/Ribka: Hasilnya Belum Sesuai
Olahraga
14 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-2 dari China, Fadia/Ribka: Hasilnya Belum Sesuai
3
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
Olahraga
10 jam yang lalu
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
4
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
Olahraga
9 jam yang lalu
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
5
Antusiasme Alberto Rodriguez Jajal Championship Series Lawan Bali United
Olahraga
9 jam yang lalu
Antusiasme Alberto Rodriguez Jajal Championship Series Lawan Bali United
6
Ciro Alves dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
Olahraga
9 jam yang lalu
Ciro Alves dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Pemekaran Papua Butuh 'Tools' Khusus, Tapi Mesti Cermat agar Tak Jadi Preseden

Pemekaran Papua Butuh Tools Khusus, Tapi Mesti Cermat agar Tak Jadi Preseden
Anggota Fraksi Demokrat DPR RI, Herman Khaeron. (Foto: Zul/GoNews.co)
Kamis, 05 Maret 2020 17:45 WIB
Penulis: Muhammad Dzulfiqar
JAKARTA - Anggota Fraksi Demokrat DPR RI, Herman Khaeron mengungkapkan, adalah fakta bahwa usulan pembentukan daerah otonomi baru (DOB)/pemekaran wilayah merupakan usulan terbesar yang masuk ke DPR.

Demikian diungkap mantan pimpinan Komisi II itu dalam diskusi terkait pemekaran Papua yang berlangsung di Media Center DPR RI, Kamis (5/3/2020).

Dalam diskusi, mengemuka bahwa rencana pemekaran Papua agar tak keluar dari konteks otonomi khusus. Terkait hal ini, Herman mengaku sependapat bahwa memang diperlukan tools tersendiri untuk membahas kekhususan suatu daerah.

Tapi, kata Herman, perlu juga cermat agar kekhususan itu tak menjadi preseden di tengah fakta besarnya permintaan pemekaran wilayah/DOB.

"Khusus untuk Papua, harus diberi perhatian khusus. Melibatkan rakyat Papua. Bahwasanya otonomi daerah bukan hanya berdasar aturan-aturan baku tapi juga berdasarkan aturan khusus," kata Herman, sembari menyinggung bahwa sikap ini adalah sikap Partai Demokrat.

Sebelumnya, dalam forum yang sama, Direktur Papua Circle Institute, Hironimus Hilapok menyatakan pihaknya setuju dengan pemekaran Papua selama dilakukan dengan cara yang benar dan dalam konteks otonomi khusus. Orang asli Papua juga harus menjadi tuan di bumi Papua.

"Pemekaran Papua itu harus kita lihat dari konteks Otonomi Khusus. Jangan kita melihat pemekaran di Papua sama dengan yang terjadi di daerah lain," kata Hironimus.

Sehingga, lanjut Hironimus, "boleh Papua dimekarkan tapi harus ada atau ditunjuklah seorang seperti Gubernur Jenderal, misal pemerintah membentuk sebuah badan yang mengkoordinir semua provinsi yang ada,".***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/