Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Musisi dan Wartawan yang Tergabung di PSKI Sukses Gelar Halalbihalal
Umum
22 jam yang lalu
Musisi dan Wartawan yang Tergabung di PSKI Sukses Gelar Halalbihalal
2
Avril Lavigne Anggap Teori Konspirasi Tentangnya Sebagai Bukti Awet Muda
Umum
20 jam yang lalu
Avril Lavigne Anggap Teori Konspirasi Tentangnya Sebagai Bukti Awet Muda
3
1st FOBI World Barongsai Championship 2024, Grace Natalie: Sejarah Terukir Pertama Kali Piala Presiden Diperebutkan
Olahraga
23 jam yang lalu
1st FOBI World Barongsai Championship 2024, Grace Natalie: Sejarah Terukir Pertama Kali Piala Presiden Diperebutkan
4
Tak Enak dengan Bea Cukai, Enzy Storia Harap Ada Perbaikan Layanan Publik
Umum
20 jam yang lalu
Tak Enak dengan Bea Cukai, Enzy Storia Harap Ada Perbaikan Layanan Publik
Home  /  Berita  /  DKI Jakarta

Disebut Bisa Cegah Corona, Harga Jahe Merah Kini Lebih Mahal dari Ayam Potong

Disebut Bisa Cegah Corona, Harga Jahe Merah Kini Lebih Mahal dari Ayam Potong
Kamis, 05 Maret 2020 18:52 WIB
JAKARTA - Harga rempah-rempah di sejumlah daerah mengalami kenaikan usai beredarnya informasi yang menyebut konsumsi rempah-rempah tersebut dapat menangkal virus corona atau Covid-19, sehingga permintaan meningkat. Bahkan harga rempah tradisional seperti Jahe merah, kunyit dan temulawak naik melebihi harga jual ayam potong per kilogramnya.

Bahkan sejumlah pedagang di pasar Jatinegara Jakarta Timur, mengeluhkan stok jahe merah yang kini mulai langkah dan harga nya telah melambung tinggi sejak tiga hari terakhir.

"Sekarang Jahe merah, kunyit dan temulawak jadi rebutan. Khususnya jahe merah nih stok pada habis," ungkap Rokmat kepada Merdeka.com di Pasar Jatinegara, Jakarta, Kamis (5/3).

Harga jahe merah telah menyentuh Rp90 ribu per kilogram (Kg) dari sebelumnya hanya di banderol Rp40 ribu per kg. Sementara, harga kunyit sebesar Rp35 ribu per kg dari sebelumnya Rp25 ribu per kg.

Sedangkan temulawak sekarang di banderol Rp40 ribu per kg dari harga Rp20 ribu per kg. Harga-harga tersebut lebih mahal dibanding harga ayam potong yang hanya di banderol Rp28 ribu per kg.

"Jahe merah lah mas paling tinggi, (kenaikan nya)," imbuh Rokmat.

Dia menyebutkan kenaikan harga terjadi disebabkan oleh tingginya permintaan masyarakat, yang tidak di imbangi dengan jumlah persediaan yang ada. "Biasanya sehari untuk jahe merah, kunyit, dan temulawak habis sepuluh kilo, sekarang bisa dua puluh lima kiloan," terangnya.

Sementara itu, tingginya harga rempah-rempah dikeluhkan sejumlah pembeli. Seperti Sari yang merupakan seorang ibu rumah tangga, yang memilih untuk mengurangi jumlah pembeliannya agar dapat menghemat biaya pengeluarannya sehari-hari.

Dia berharap agar pemerintah dapat menekan harga jual Jahe merah, kunyit, maupun temulawak, karena ke tiga bahan pangan tersebut merupakan bahan yang sering di konsumsi masyarakat. "Ya segera turun, kan kita ini gunakan buat masak sehari-hari," tandasnya.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:Merdeka.com
Kategori:Peristiwa, Ekonomi, Pemerintahan, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/