Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Ketua FKDM DKI Sebut Kinerja Pj Gubernur Sudah Bagus
Pemerintahan
15 jam yang lalu
Ketua FKDM DKI Sebut Kinerja Pj Gubernur Sudah Bagus
2
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
Olahraga
12 jam yang lalu
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
3
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
DKI Jakarta
15 jam yang lalu
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
4
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan
Olahraga
12 jam yang lalu
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan
5
Gelar Acara Halal Bihalal, Ketua Umum KK Inhil Ajak Semua Pihak untuk Bersatu
Umum
21 jam yang lalu
Gelar Acara Halal Bihalal, Ketua Umum KK Inhil Ajak Semua Pihak untuk Bersatu
6
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah
Pemerintahan
15 jam yang lalu
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Yorris Raweyai Sebut Ada Pembatasan Peliputan Terkait Papua

Yorris Raweyai Sebut Ada Pembatasan Peliputan Terkait Papua
Yorris Raweyai
Senin, 18 November 2019 21:50 WIB
Penulis: Muhammad Dzulfiqar
JAKARTA - Persoalan Papua terus-menerus ada dan menjadi isu disintegrasi bangsa. Sayangnya, media publisistik nasional masih tertinggal dari media-media asing dalam memberitakan situasi riil di Papua.

"Ada pembatasan pemberitaan di dalam negeri," kata Yorris Raweyai di Media Center DPD RI, Senayan, Jakarta, Senin (18/11/2019).

Yorris kemudian mencontohkan, dimana lasca 15 Agustus 2019, "di luar punya pemberitaan yang berbeda dengan di sini," saat kerusuhan di Papua pecah.

"Pasca (kerusuhan, red) Wamena yang terakhir saja, ada pembakaran, disini tidak ada pemberitaan, di luar negeri menjadi berita," kata Yorris.

Akses media, kata Yorris, ditutup. Sementara media asing, melalui satelitnya bisa melakukan apa saja. Semua kontak senjata antara KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) dengan TNI, Yorris mencontohkan, "itu live keluar. Minimal ke Oxford atau ke Canberra,".

Pemerintah Indonesia, kata Yorris, tidak memiliki satu badan yang bisa menjadi balancing pemberitaan internasional itu. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/