Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
18 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
2
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
Umum
20 jam yang lalu
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
3
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Olahraga
17 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
4
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
Pemerintahan
17 jam yang lalu
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
5
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
Pemerintahan
17 jam yang lalu
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
6
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
18 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Home  /  Berita  /  DKI Jakarta

Bahas Karhutla, Walhi Sebut ada Oknum Jenderal dan Anggota DPR Punya Lahan Hektaran di Riau

Bahas Karhutla, Walhi Sebut ada Oknum Jenderal dan Anggota DPR Punya Lahan Hektaran di Riau
Chalid Muhammad. (Istimewa)
Selasa, 24 September 2019 14:10 WIB
Penulis: Muhammad Dzulfiqar
JAKARTA - Aktivis Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Chalid Muhammad, mengungkap adanya oknum Jenderal dan Anggora DPR yang memiliki lahan di Riau. Riau, merupakan salah saru daerah yang paling banyak mengalami kebakaran hutan dan lahan yang berujung bencana asap tahun 2019.

"Dua tahun kami melakukan riset di Riau, kami menemukan fakta itu. Ada jenderal tertentu memiliki 40-50 hektar, ada anggota DPR tertentu punya sekian hektar, ada pemilik media punya sekian puluh hektar," kata Chalid di kantor Walhi, Selasa (24/09/2019).

Khalid mengungkapkan hal itu ketika menanggapi wacana pemberian insentif kepada pelaku pertanian-perkebunan untuk melakukan pembabatan lahan agar lahan-lahan tak lagi dibakar. Mengingat, penyebab kebakaran terbesar adalah pembakaran lahan untuk kepentingan perkebunan.

Chalid menegaskan, "jumlah lahan yang dibakar jauh lebih besar milik para pemodal besar ketimbang petani-petani kecil,".

Sebelumnya, wacana agar pemerintah memberi insentif pada pelaku tani-kebun, muncul dari RIGHTS Asia, agar pelaku tani-kebun tak lagi membabat dengan cara membakar lahan demi efisiensi biaya.

"Insentif itu bisa macam-macam dan tak harus uang. Bisa edukasi, misalnya," kata Direktur Eksekutif RIGHTS Asia beberapa waktu kepada GoNews.co.

Seperti diketahui, Karhutla di Indonesia telah terjadi berulang sejak 1997. Sempat memuncak pada tahun 2015 dan kembali membawa situasi darurat pada tahun 2019. Kebakaran terjadi di banyak jenis lahan termasuk lahan gambut. Sementara lahan hambut terbesar yang terbakar, berada di Riau dengan jumlah lahan terbakar seluas 40.553 hektar.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:Peristiwa, Hukum, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta, Riau
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/