Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
15 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
2
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
Umum
17 jam yang lalu
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
3
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Olahraga
14 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
4
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
Pemerintahan
14 jam yang lalu
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
5
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
Pemerintahan
14 jam yang lalu
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
6
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
15 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Bukan Untuk Rakyat, Ibukota Baru Berpotensi Jadi Olahan Pemilik Modal

Bukan Untuk Rakyat, Ibukota Baru Berpotensi Jadi Olahan Pemilik Modal
Desain Ibukota baru di Kalimantan yang beredar (Net)
Rabu, 28 Agustus 2019 15:35 WIB
JAKARTA - Pemindahan Ibukota dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur bukan jaminan menyelesaikan masalah. Bahkan rencana ini berpotensi menimbulkan masalah baru.

"Jika tidak dilakukan dengan tertib, Ibukota baru menjadi olahan pebisnis dan pemilik modal. Apalagi jika pemindahan tidak dipersiapkan dengan matang, baik dari segi konsep dan pengelolaannya," kata pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago dalam keterangan tertulisnya kepada redaksi, Rabu (28/8).

Kekhawatiran tersebut diakui Pangi sudah tercium dari kajian yang dilakukan pemerintah. Meski Presiden Joko Widodo menyebut sudah melakukan kajian mendalam, namun hingga kini publik masih bertanya-tanya kajian seperti apa yang dilakukan Pemerintah.

Pemerintah juga terkesan tertutup soal kajian yang diklaim sudah dilakukan selama tiga tahun belakangan yang ujungnya memilih Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara sebagai lokasi Ibukota baru.

"Indikasi masalah baru mulai terbaca dengan ketiadaan kajian yang komprehensif dan mendalam terkait alasan pemindahan, pemilihan lokasi, kesiapan regulasi, koordinasi antarkelembagaan (terutama pemerintah dengan DPR) dan mengabaikan peran partisipatif masyarakat luas," jelas Pangi.

"Jika rencana pemindahan Ibukota ini terburu-buru dan tanpa kehati-hatian (deleberatif), percayalah, kita hakul yakin problem baru akan muncul di Ibukota baru," demikian Pangi.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:Rmol.id
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/