Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
12 jam yang lalu
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
2
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
Olahraga
10 jam yang lalu
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
3
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
Pemerintahan
11 jam yang lalu
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
4
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
Olahraga
9 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
5
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Olahraga
5 jam yang lalu
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
6
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
Umum
5 jam yang lalu
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Guru-Guru di Sekolah mesti Hati-hati Katrol Nilai Siswa

Guru-Guru di Sekolah mesti Hati-hati Katrol Nilai Siswa
Anggota Komisi X DPR RI MY Esti Wijayati. (Foto: Dok. Erman/jk/DPR)
Senin, 15 Juli 2019 07:00 WIB
Penulis: Muhammad Dzulfiqar
JAKARTA - Anggota Komisi X DPR RI, MY Esti Wijayati mengungkapkan, pengkatrolan nilai di rapor siswa bisa berdampak fatal. Alih-alih membantu Siswa, nilai tak jujur bisa berdampak drop out (DO) dari bangku kuliah.

"Karena (mahasiswa tersebut, red) memang tidak mampu mengikuti proses belajar mengajar, dan proses perkuliahan di jurusan yang diambil,” kata Esti usai mengikuti pertemuan Tim Kunspek Komisi X DPR RI, terkait Evaluasi Pelaksanaan Penerimaan Mahasiswa Baru Tahun 2019 di Universitas Jambi, Jambi, Kamis (11/7/2019) lalu.

Politisi PDI-Perjuangan itu mengungkapkan, keluhan dari perguruan tinggi terkait pengkatrolan nilai rapor calon Mahasiswa oleh sekolah asal, tengah menjadi soal karena selama ini yang dijadikan acuan penerimaan mahasiswa baru adalah nilai rapor semester 1 sampai semester 5 di SMA dan sederajat.

Ia pun meminta, harus ada filter yang dilakukan perguruan tinggi agar tidak semata-mata mengacu pada nilai rapor semata, tetapi juga akreditasi sekolah, serta prestasi lain di luar prestasi akademik.

“Saya kira semua sistem atau peraturan, pasti ada celah. Perlu kesadaran kita bersama untuk berani melakukan kritik terhadap diri sendiri dan berfikir untuk bersama-sama maju demi bangsa dan negara. Agar bisa meningkatkan kualitas pendidikan, angka partisipasi sekolah serta partisipasi kuliahnya juga bisa lebih bagus," imbau politisi dapil Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta itu.

Sebelumnya Rektor Universitas Jambi, Johny Najwan menyampaikan, ada tren sekolah di daerah-daerah tertentu memperbaiki rapor agar siswanya bisa masuk ke perguruan tinggi melalui jalur prestasi. Akibatnya, ada mahasiswa yang dikeluarkan (drop out) karena tidak mampu mengikuti perkuliahan.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/