Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Ramai-ramai Kecam Wasit, Baim Wong hingga Raffi Ahmad Suarakan #AFCCurangLagi
Olahraga
23 jam yang lalu
Ramai-ramai Kecam Wasit, Baim Wong hingga Raffi Ahmad Suarakan #AFCCurangLagi
2
Progres Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B di Pekan ke-31 Capai 10,43 Persen
Pemerintahan
22 jam yang lalu
Progres Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B di Pekan ke-31 Capai 10,43 Persen
3
Pejabat DKI Ini Bakal Mundur Sebagai ASN untuk Jadi Bupati Purwakarta
Pemerintahan
23 jam yang lalu
Pejabat DKI Ini Bakal Mundur Sebagai ASN untuk Jadi Bupati Purwakarta
4
Persiapkan Indonesia Hadapi Irak, Shin Tae-yong Optimistis Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
23 jam yang lalu
Persiapkan Indonesia Hadapi Irak, Shin Tae-yong Optimistis Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
5
Aditya Raih Norma GM, Eka Putra Wirya: PB Percasi dan Sponsor Bangga
Olahraga
20 jam yang lalu
Aditya Raih Norma GM, Eka Putra Wirya: PB Percasi dan Sponsor Bangga
6
Target Terpenuhi, Aditya Raih Norma GM di Pertamina Indonesian GM Tournament 2024
Olahraga
21 jam yang lalu
Target Terpenuhi, Aditya Raih Norma GM di Pertamina Indonesian GM Tournament 2024
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Waduh... Pasca Lebaran dari Data Pengadilan Agama Kajen, Ada 103 Janda Baru di Pekalongan

Waduh... Pasca Lebaran dari Data Pengadilan Agama Kajen, Ada 103 Janda Baru di Pekalongan
Sabtu, 15 Juni 2019 14:56 WIB
KAJEN - Pengadilan Agama (PA) Kajen Kelas I.B mencatat pasca lebaran tahun ini terdapat 103 janda baru. Janda terdiri dari janda gugat sebanyak 82 orang dan sisanya 21 orang merupakan janda talak.

"Ratusan janda baru ini mengajukan cerai selama bulan Ramadan, jadi pasca lebaran Idul Fitri status mereka sudah resmi menjanda," kata Panitera muda Hukum PA Kajen, Aristyawan kepada Tribunjateng.com, Jumat (14/06/2019).

Aristyawan mengatakan ada enam faktor para istri lebih memilih berpisah dari suaminya. Mulai dari karena suami terjerat obat-obatan terlarang, suami dipenjara, ditinggal pergi suami tanpa kejelasan, Kekerasan dalam rumah Tangga (KDRT), selisih paham, suami mengalami cacat badan, sampai permasalahan ekonomi.

"Fakto utama penyebab perceraian karena pertengkaran dan perselisihan. Kemudian, disusul masalah ekonomi dan tidak setianya salah satu pasangan," ungkapnya.

Menurut Aris Pengadilan Agama sudah melakukan upaya hukum kepada dua pasangan yang akan bercerai.

Hal ini ditunjukan saat perkara sudah diputus, kedua belah pihak diberikan waktu selama 14 hari untuk mempertimbangkan keputusan itu. Dalam kurun waktu tersebut jika kedua pasangan tetap bersikukuh untuk berpisah maka perkara sudah berkekuatan hukum tetap atau inkhart.

"Trennya selama ramadan hingga lebaran angka percerian selalu naik, seperti halnya pada tahun 2018 perkara masuk selama ramadan sebanyak 129 perceraian dan pasca lebaran ada 224 kasus perceraian, artinya ada ratusan janda baru selama ramadan da pasca lebaran," jelasnya.

Aris menambahkan pada tahun ini, Pengadilan Agama menangani sejumlah 2.505 perkara, terdiri dari cerai gugat sebanyak 1.391 perkara dan cerai talak sejumlah 465 perkara. Sisanya perkara lain diantaranya dispensasi nikah, ijin poligami, dan harta bersama.

Dari jumlah 2.505 perkara tersebut merupakan sisa perkara tahun 2018 sejumlah 249 perkara, Sisa perkara tersebut masuk ke tahun 2019 dan diputuskan tahun ini.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:Tribunews.com
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Ekonomi, Pemerintahan, DKI Jakarta, Jawa Tengah
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/