Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
24 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
2
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Olahraga
22 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
3
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
Pemerintahan
22 jam yang lalu
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
4
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
Pemerintahan
22 jam yang lalu
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
5
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
23 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
6
Lima Komisi DPRD DKI Sampaikan Rekomendasi Atas LKPJ APBD 2023
Pemerintahan
19 jam yang lalu
Lima Komisi DPRD DKI Sampaikan Rekomendasi Atas LKPJ APBD 2023
Home  /  Berita  /  GoNews Group

LRT Palembang Merugi, Habiskan Listrik 1,6 Miliar Per Hari, Cuma Dapat 500 Juta Per Bulan

LRT Palembang Merugi, Habiskan Listrik 1,6 Miliar Per Hari, Cuma Dapat 500 Juta Per Bulan
Anggota DPR RI, Bambang Haryo S, saat mencoba LRT Palembang. (Istimewa)
Selasa, 05 Februari 2019 14:59 WIB
Penulis: Muhammad Dzulfiqar

JAKARTA - Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Bambang Haryo S. mengkritisi kerugian negara terkait proyek Light Rail Transit (LRT) Palembang.

Bambang, menyoroti biaya pembanguan LRT Palembang yang dinilainya lebih boros jika dibanding dengan pembangunan kereta biasa.

"Omset LRT di Palembang nggak lebih dari 15 persen dengan biaya pembangunan sebesar 10 , 9 triliun rupiah," kata Bambang kepada GoNews.co, Senin (04/02/2019).

Nilai pembangunan sebesar itu, kata Bambang, cukup untuk proyek kereta api dengan 30 gerbong barang.

"Satu lokomotif 10 gerbong penumpang, itu Rp10 miliar. Bisa dapat 150 rangkaian kereta api, kan?" kata Bambang.

Lagi pula, kata Bambang, tranportasi Palembang ke Lampung masih kekurangan rangkaian kereta api. "Selalu penuh, over. Medan juga,".

Belum lagi soal manfaat publik dari kenokvitias yang dihasilkan LRT dengan pengorbanan memindahkan semua anggaran ke LRT.

"Ini kan tidak tersambung dengan pasar, pelabuhan, terminal. Jadi gimana?" tukasnya.

Operasional LRT pun, dinilai Bambang, sangat boros. Ia mengatakan, "LRT habiskan listrik 4.8 negawatt per hari dengan listrik generator. Itu, sekitar Rp80 juta rupiah perjam, Rp1,6 miliar selama 24 jam. Direduksi, akhirnya LRT habiskan sekitar Rp15 miliar sebulan,".

Sementara itu, kata Bambang, pendapatan LRT hanya Rp500 juta per bulan. Nilai ini, setara dengan bunga utang RI ke China sebesar 4, 7 persen.

Demikian juga soal pilihan kemana negara berhutang, menjadi catatan serius bagi Bambang. Ia mengatakan, "EDB itu padahal sanggup kasih bunga cuma 0,5 persen. Dan kita punya saham di sana. Kenapa harus ngutang Ke China?" tukasnya.

Sekedar pengingat, setiap unit LRT hanya terdiri 2-4 rangkaian kereta dengan kapasitas 600 orang penumpang. Sedangkan Kereta Api Listrik (KRL), rata-rata terdiri dari 8-10 rangkaian kereta dengan kapasitas penumpang sebanyak 2000 penumpang.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/