Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Jelang Hadapi Uzbekistan, Ini Pesan Iwan Bule Kepada Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
20 jam yang lalu
Jelang Hadapi Uzbekistan, Ini Pesan Iwan Bule Kepada Timnas U 23 Indonesia
2
Sejarah Baru Perjalanan Sepakbola Indonesia Diawali Keputusan Iwan Bule Pilih Shin Tae-yong
Olahraga
21 jam yang lalu
Sejarah Baru Perjalanan Sepakbola Indonesia Diawali Keputusan Iwan Bule Pilih Shin Tae-yong
3
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
7 jam yang lalu
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
4
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
Pemerintahan
7 jam yang lalu
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
5
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
Olahraga
5 jam yang lalu
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
6
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
Olahraga
5 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Jokowi Sebut Driver Online Pekerjaan Masa Depan, KATO: Kami Korban Nyata Revolusi Industri 4.0

Jokowi Sebut Driver Online Pekerjaan Masa Depan, KATO: Kami Korban Nyata Revolusi Industri 4.0
Minggu, 03 Februari 2019 20:54 WIB
Penulis: Muhammad Dzulfiqar
JAKARTA - Komite Aksi Transportasi Online (KATO) mendesak pemerintah untuk segera membuat regulasi revolusi industri 4.0 di sektor transportasi.

Lambannya pemerintah, dinilai menjadikan driver online atau ojek online (Ojol) sebagai korban kemajuan zaman.

Ketua presidium KATO, Yudi Arianto mengatakan, transportasi online adalah adalah contoh Revolusi Industri 4.0 dimana migrasi kepada digital economi terjadi. Hal ini berimbas pada situasi bisnis yang tentu membutuhkan peran negara dalam memberi kepastian posisi hukum termasuk soal status ketenagakerjaannya.

"Jadi saat ini masih abu-abu statusnya dan korban nyata terbesar dari Revolusi Industri 4.0 di transportasi, ya para driver online dan ojol," kata Yudi kepada GoNews.co, Minggu (3/02/2019).

"Mereka (driver online dan Ojol-red) dibilang mitra tapi semua perjanjian ditentukan sepihak oleh aplikator," Yudi menambahkan.

Persoalan kepastian hukum, kata Yudi, juga tak terlepas dari jaminan sosial yang seharusnya menjadi hak driver online dan Ojol. Saat ini, bukan perusahaan yang membayar iuran BPJS Kesehatan/Ketenagakerjaan para driver online dan ojol.

"Gembar-gembor para aplikator katanya memfasilitasi itu sebatas pendaftaran saja. Andaipun ada asuransi, itu juga driver 100% yang bayar, bukan Aplikator. Malah aplikator dapet untung dari driver!," tukas Yudi menjelaskan.

KATO, kata Yudi, dengan jumlah anggota berkisar 100 ribuan driver mobil online dan ojol, akan terus menuntut keadilan dan kepastian hukum kepada pemerintah.

Sebelumnya, dalam sebuah acara silaturahim dengan driver online di JIEXPO Kemayoran, Jakarta pada Sabtu (12/01/2019), Presiden Joko Widodo mengungkap kebanggaannya kepada para driver online dan ojol. Bagi Presiden, mereka merupakan orang-orang yang berani menembus batas ke model profesi masa depan.

"Berani keluar dari zona nyaman. Berani ke luar dari tradisi dan model pekerjaan baru, model pekerjaan masa depan. Transportasi online," kata Presiden kala itu.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Ekonomi, Pemerintahan, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/