Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Berpeluang Raih Norma Grand Master, Aditya Butuh 1 Poin Kemenangan
Olahraga
21 jam yang lalu
Berpeluang Raih Norma Grand Master, Aditya Butuh 1 Poin Kemenangan
2
Kalah dari Uzbekistan, Timnas U 23 Indonesia Masih Ada Peluang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
19 jam yang lalu
Kalah dari Uzbekistan, Timnas U 23 Indonesia Masih Ada Peluang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
3
Momen 26 Tahun BUMN, PLN Terus Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Jakarta
Pemerintahan
4 jam yang lalu
Momen 26 Tahun BUMN, PLN Terus Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Jakarta
4
Ramai-ramai Kecam Wasit, Baim Wong hingga Raffi Ahmad Suarakan #AFCCurangLagi
Olahraga
2 jam yang lalu
Ramai-ramai Kecam Wasit, Baim Wong hingga Raffi Ahmad Suarakan #AFCCurangLagi
5
Pejabat DKI Ini Bakal Mundur Sebagai ASN untuk Jadi Bupati Purwakarta
Pemerintahan
2 jam yang lalu
Pejabat DKI Ini Bakal Mundur Sebagai ASN untuk Jadi Bupati Purwakarta
6
Pompa Semangat Timnas Indonesia Lolos ke Olimpiade, Erick Thohir: Kasih Lihat Kita Bangsa Yang Kuat
Olahraga
3 jam yang lalu
Pompa Semangat Timnas Indonesia Lolos ke Olimpiade, Erick Thohir: Kasih Lihat Kita Bangsa Yang Kuat
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Ketua Umum SP BUMN Bersatu Kritik Politik Balas Budi Ala Jokowi

Ketua Umum SP BUMN Bersatu Kritik Politik Balas Budi Ala Jokowi
Selasa, 04 Desember 2018 17:45 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Ketua Umum Serikat Pekerja (SP) BUMN Bersatu, Arief Poyuono mengkritik kebijakan poltik balas budi yang dilakukan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Terutamanya terkait penempatan para aktivis sebagai direksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Arief Poyuono mengakui, selama dipimpin Menteri Rini Soemarno, kinerja BUMN terbilang cukup baik. Namun dia tak setuju dengan sikap Jokowi yang kerap menempatkan tim suksesnya dalam Pemilu sebagai pimpinan BUMN tertentu. Dikatakannya mereka hanyalah pengangguran yang mencari pekerjaan.

"Ketika dia (Jokowi) sudah menang, ini ditempatkan di BUMN. Kita harus terima kenyataan bahwa aktivis pendukung Jokowi ini adalah pengangguran yang setelah menang ya masuk BUMN. Memang pengangguran, Eko Sulistyo, Fadjroel Rachman, kalau saya kan pekerja. Kalau para aktivis itu kan pengangguran," sesal Arief Poyuono.

Hal ini diungkapkan Arief, yang juga menjabat Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini dalam diskusi bertajuk "Pengelolaan BUMN di Era Pemerintahan Joko Widodo" di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (4/12).

Arief juga mengakui kemampuan Dirut yang terbilang buruk memang tak berpengaruh besar terhadap kinerja BUMN tersebut. Namun, dia memastikan bahwa kalau nanti pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto - Sandiaga Salahuddin Uno menang di ajang Pilpres tahun 2019 nanti. Praktek semacam itu akan dihapuskan.

"Tapi kalau nanti Pak Prabowo menang saya jamin itu akan saya tahan. Saya akan cari komisaris yang bisa bekerja," tekan Arief.

Senada dengan Arief, Politisi muda Partai Golkar, Adi Baiquni juga mengkritisi dipilihnya beberapa direksi BUMN yang bukan berdasarkan atas keahliannya. Pun diakuinya kinerja Menteri BUMN Rini Soemarno bagus, tetap saja direksi BUMN tak boleh dipilih berdasarkan kedekatan ataupun lobi-lobi politik.

"Saya kira ini sangat profesional, ini sangat penting menjadi catatan ke depan, bahwa kalau insya Allah 10 tahun Pak Jokowi memimpin, saya kira ini sangat penting dilaksanakan. Terutama dalam mempersiapkan sumber daya dalam mewujudkan Nawacita," demikian Adi.

Selain Arief Poyuono dan Adi Baiquni, hadir juga dalam diskusi itu adalah Pakar Komunikasi Politik DR Emrus Sihombing, Direktur Eksekutive INDEF Eni Sri Hartati, dan Dosen Fakultas Ekonomi UI, Oskar Vitriano.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/