Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
Olahraga
2 jam yang lalu
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
2
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
Olahraga
2 jam yang lalu
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
3
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
30 menit yang lalu
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
4
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Olahraga
10 menit yang lalu
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Bela Taufan Pawe, Dirjen Otoda Minta Panwaslu Perbaiki Cara Mengambil Keputusan

Bela Taufan Pawe, Dirjen Otoda Minta Panwaslu Perbaiki Cara Mengambil Keputusan
Soni Sumarsono. (Istimewa)
Sabtu, 05 Mei 2018 01:07 WIB

JAKARTA - Dirjen Otoda Kemendagri, Soni Sumarsono, membela calon wali kota petahana Parepare, Taufan Pawe (TP) pasca keputusan diskualifikasi oleh KPU Parepare, Jumat, (4/5/2018). 

Pejabat (Pj) Gubernur Sulsel ini juga menyebutkan, pengetahuan Panwaslu terbatas. Harusnya, kata dia, Panwaslu mencari sumber informasi atau fatwa yang bisa memberikan penjelasan yang tepat untuk sebuah proses dalam membuat rekomendasi.

"Fatwa atau informasinya yang harus diambil oleh Panwaslu yah dari Kemendagri. Bertanya, ini melanggar atau tidak melanggar, cara memutuskan sendiri tanpa ada narasumber tidak mempunyai kapasitas," tegas Soni.

Dalam pembagian Raskin atau Rastra di Parepare, kata dia, segala kebijakan harusnya Kemensos yang menjawabnya. "Saya jelaskan kebijakan pusat itu adalah menggratiskan 10 kg. Yang sebelumnya 15 kg. Kemudian wali kota meminta boleh nggak ditambah 5 kg supaya jatah masyarakat tidak kurang dengan menambah 5 kg menjadilah target sasarannya tetap 15 kg. Yang 10 kg itu dari APBN, 5 kg itu dari APBD," lanjutnya.

Soni menekankan, selama anggaran penambahan 5 kg tersebut masih masuk dalam anggaran resmi APBD, itu artinya DPRD sudah setuju.

"Sehingga apa yang dilakukannya adalah pelaksanaan APBD, jadi kejadian tersebut tidak ada hubungan sebenarnya dengan money politics. Tapi kalau APBD tidak ada tiba-tiba menambah 5 kilo dengan menggunakan uang pribadi paslon itu baru pelanggaran," imbuhnya.

Karena itu, dia meminta kepada Panwaslu untuk memperbaiki tata cara pengambilan keputusannya. Dengan cara meminta penjelasan kepada kementerian terkait.

"Jangan sampai maksud baik dianulir menjadi buruk, orang jadi malas berbuat untuk kepentingan rakyatnya kalau caranya begini. Kepada kepala daerah silakan menggugat," tandas Soni.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:fajar.co.id
Kategori:GoNews Group, Umum, Peristiwa, Pemerintahan, Politik, Sulawesi Selatan
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/