Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Chand Kelvin dan Dea Sahirah Sudah Resmi Bertunangan
Umum
22 jam yang lalu
Chand Kelvin dan Dea Sahirah Sudah Resmi Bertunangan
2
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
Olahraga
22 jam yang lalu
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
3
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan
Olahraga
22 jam yang lalu
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan
4
Melanggar Lalu Lintas, Gisele Bündchen Kena Tilang Polisi
Umum
21 jam yang lalu
Melanggar Lalu Lintas, Gisele Bündchen Kena Tilang Polisi
5
Ketua Hima Persis DKI: Tagline Sukses Jakarta untuk Indonesia Inspiratif
Pemerintahan
22 jam yang lalu
Ketua Hima Persis DKI: Tagline Sukses Jakarta untuk Indonesia Inspiratif
6
Rizky Febian Siap Lepas Masa Lajang, Mahalini Syahadat Sebelum Akad
Umum
22 jam yang lalu
Rizky Febian Siap Lepas Masa Lajang, Mahalini Syahadat Sebelum Akad
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Madobak, Desa Terbaik di Indonesia Versi Kemenpar dan Kementerian PDT

Madobak, Desa Terbaik di Indonesia Versi Kemenpar dan Kementerian PDT
Suasana keseharian masyarakat desa Madobak
Jum'at, 04 Mei 2018 10:42 WIB
MENTAWAI - Desa Madobak Kecamatan Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai terpilih sebagai desa terbaik dalam kategori Desa Adat se-Indonesia. Penilaian sebagai desa terbaik kategori desa adat itu diberikan oleh pemerintah melalui Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi serta Kementerian Pariwisata melalui program pengembangan desa wisata.

Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Mentawai, Desti Seminora membenarkan adanya penghargaan dari pemerintah itu.

''Ya penghargaan itu diberikan pada pertengahan tahun 2017 lalu. Desa Madobak juga terpilih masuk dalam 10 desa wisata terbaik nasional,'' ujar Desti di Tuapejat, Jumat, (4/5)

Menurut Desti, Desa Madobak merupakan salah satu desa di Mentawai yang masyarakatnya tetap mempertahankan adat dan budaya asli Mentawai yang hingga saat ini masih ada dan terpelihara dengan baik, sehingga Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi sekaligus Kementerian Pariwisata menganggap warga desa Madobak terbukti mampu mempertahankan potensi yang ada, terutama dibidang adat dan budaya, sehingga  berdampak pada penguatan pariwisata Indonesia di mata dunia.

Pengembangan desa wisata, kata Desti merupakan salah satu program yang terus digenjot pemerintah melalui Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi sekaligus Kementerian Pariwisata. Terkait dengan pengembangan desa wisata itu, kata Desti Pemerintah Mentawai melalui dinas pariwisata mengembangkan 2 desa di Kecamatan Siberut Selatan yakni desa Muntei dan desa Madobak sebagai desa wisata.

“ Ya desa Madobak dan desa Muntei, memang kita jadikan kawasan konservasi wisata berbasis budaya, karena budaya asli Mentawai sampai saat ini masih ada di dua desa itu, jadi harus kita pertahankan itu, jangan sampai hilang," kata Desti.

Meski telah terpilih sebagai desa terbaik dalam kategori desa adat,  namun di desa Madobak belum memiliki sarana penunjang seperti kantor, toilet serta sarana penunjang fasilitas wisata lainnya. "Kita memang akan membangun fasilitasnya mengingat di sana sebagai penunjang, tidak mungkin pariwisata tidak ada fasilitasnya," kata Desti.

Desa Madobak, kata dia, merupakan kawasan desa yang masih sangat asri, alamnya masih bersih, dan dihuni komunitas masyarakat yang masih memegang tradisi adat Mentawai yang kuat, sementara desa wisata budaya di desa Muntei yang berlokasi berdekatan dengan pelabuhan Maileppet di kecamatan Siberut Selatan, menurut Desti juga sangat strategis, mengingat pelabuhan Maillepet selalu ramai dengan kedatangan dan keberangkatan penumpang.

''Ini sangat strategis tentu karena masyarakat atau pengunjung bisa langsung melihat seperti apa budaya Mentawai, pelabuhan Maillepet ini merupakan pintu masuk bagi wisatawan baik lokal maupun manca negara di Siberut,'' ujar Desti.

Desti menambahkan, untuk menunjang desa wisata  itu, dibutuhkan peran masyarakat karena budaya itu ada pada masyarakat itu sendiri, wisatawan bisa menikmati makanan tradisional Mentawai yang mana disajikan masyarakat setempat, termasuk rumah yang menjadi penginapan. "Jadi, pengunjung bisa langsung berinteraksi dengan masyarakat, karena mereka tinggal bersama," pungkas  Desti. (ss)

Editor:Hermanto Ansam
Kategori:Umum, Pemerintahan, GoNews Group, Sumatera Barat
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/