Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
Umum
21 jam yang lalu
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
2
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
21 jam yang lalu
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
3
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
Olahraga
23 jam yang lalu
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
4
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
Olahraga
22 jam yang lalu
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
5
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Olahraga
21 jam yang lalu
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
6
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Umum
7 jam yang lalu
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Home  /  Berita  /  Sumatera Utara

Pecat 3 Pekerjanya, Puspa akan Gugat RRI Medan

Pecat 3 Pekerjanya, Puspa akan Gugat RRI Medan
Senin, 26 Februari 2018 17:09 WIB
Penulis: rel

MEDAN - Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Radio Republik Indonesia (RRI) Medan dinilai tak merespon somasi dan undangan penyelesaian hukum yang dilayangkan tim kuasa hukum tiga mantan pekerjanya yakni Mahbubah Lubis sebagai Reporter, Clara Julieta Lumbantoruan dan M Asrul Toni Marpaung sebagai penyiar, (24/2/2018).

Di mana kuasa hukum ketiga pekerja dari Pusat Studi Hukum dan Pembaharuan Peradilan (Pushpa), Muslim Muis mengatakan, ketidakhadiran itu menjadi dasar hukum pihaknya untuk melakukan upaya hukum selanjutnya.

Langkah hukum tersebut dengan mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) atau Pengadilan Hubungan Industri (PHI).

“Kita sudah mengundang untuk penyelesaian hukum yang baik. Padahal dalam somasi kita sebutkan ada tindakan prosedur yang salah. Tetapi faktanya kita tunggu hari (24/2/2018), tidak ada itikad baik RRI Medan untuk hadir. Ini cukup dasar kita melakukan langkah hukum selanjutnya,” ungkap Muslim dalam pesan elektroniknya yang diterima, Senin (26/2/2018).

Ia mengungkapkan, pemecatan tidak manusiawi terhadap tiga pekerja itu, bisa dibawa ke langkah hukum karena mereka bukan PNS. Dinas Ketenagakerjaan Kota Medan dalam hal ini juga harusnya dapat memproses kasus ini, meskipun Perusahaan Negara namun di dalamnya ada tenaga kerja yang bukan berstatus PBPNS dan PNS.

“RRI Medan menghilangkan jasa-jasa para pekerja ini. Mereka tidak dianggap dipecat dengan tidak manusiawi. Kita siapkan satu minggu untuk melayangkan upaya hukum selanjutnya,” terangnya.

Menurut Clara Julieta Lumbantoruan mengaku kecewa atas sikap RRI Medan yang tidak hadir untuk menyelesaikan permasalahan ini dengan baik. Tetapi ia bersyukur masih ada dukungan dari pengisi acara dan masyarakat penggemar RRI Medan hadir di Pushpa ini.

“Jujur kami kecewa. Tapi di sini kita jadi tahu dengan kehadiran pengisi acara bisa dibedakan jika pengisi acara hanya seminggu satu kali siaran durasi 1,5 jam, sedangkan setiap hari dengan jadwal 7,5 jam per harinya, mereka juga tidak memiliki ID Card dan juga pakaian dinas,” ucapnya.

Sementara Gunawan Eko Nusantara pengisi acara di RRI Medan yang hadir bersama penggemar lainnya, menyatakan sikap kekecewaannya atas tindakan yang diduga sewenang-wenang memecat sepihak ketiganya.

“Kita juga kecewa. Kita berharap masalah ini cepat sembuh dan saling menghormati. Seharusnya sebagai pimpinan bisa melihat dengan jelas, ketiganya sudah berbuat yang baik di RRI Medan. Tetapi mereka tidak diperlakukan sebagaimana mestinya,” cetus pria yang dikenal dengan Eko Blankon ini.


Saat ini, Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) juga akan mendampingi tiga mantan pekerja sampai permasalahan ini selesai. Apalagi salah satu korban pemecatan sepihak merupakan salah satu anggota FJPI.

“Kita menyayangkan sikap RRI Medan yang mengingkari kinerja ketiga pekerja tersebut. Langkah hukum ini tepat karena ada pendzaliman dari RRI Medan terhadap mereka,” papar Ketua FJPI Ramdeswati Pohan.

Dia menegaskan FJPI yang konsen membela hak jurnalis perempuan atas perlakuan kekerasan atau perbuatan tidak menyenangkan dari perusahaan, melalui tim advokasi berharap ketiga pekerja ini dipenuhi hak-haknya dalam hal surat rekomendasi.

“Ketiga pekerja ini jelas sudah minta baik-baik surat rekomendasi dari RRI Medan. Tetapi tidak diberikan Ini bisa dinilai langkah mundurnya RRI,” tambahnya.

Editor:wen
Kategori:Sumatera Utara, Hukum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/