Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
19 jam yang lalu
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
2
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
Pemerintahan
19 jam yang lalu
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
3
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
Olahraga
17 jam yang lalu
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
4
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
Olahraga
17 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
5
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
Umum
13 jam yang lalu
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
6
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Olahraga
13 jam yang lalu
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Home  /  Berita  /  Sumatera Utara

Beginilah Cerita Dibalik Keangkeran Gunung Sinabung

Beginilah Cerita Dibalik Keangkeran Gunung Sinabung
Rabu, 21 Februari 2018 16:07 WIB

MEDAN - Gunung Sinabung bagi para pendaki gunung dikenal sebagai salah satu gunung keramat di Sumatera Utara. Tidak hanya orang Karo, berbagai pantangan masih berlaku di sekitar kawasan gunung ini. 

 

Misalnya pantangan mengkonsumsi daging babi atau anjing. Cerita itu sering dikait-kaitkan dengan mitos penjaga Gunung Sinabung yang menurut keyakinan sebagian masyarakat sekitar gunung adalah sesosok jin.

"Di tahun 90-an cerita ini sangat populer bagi para pendaki. Cerita-cerita itu membuat para pendaki berlaku hormat. Karena hormatnya mau ambil air di Lau Kawar saja harus minta izin dulu," kata Johannes Ginting, mantan ranger (penjaga) Gunung Sinabung.

Di Lau Kawar itu juga ada penghuninya. Namanya Nini Karo. Kalau mau ambil air ke Lau Kawar harus minta izin sama dia, katanya.

Bagi alumni ITM Medan ini, cerita itu bukan sekedar mitos. Kami orang Karo menganggap Gunung Sinabung ini sebagai gunung suci. Begitu juga dengan Gunung Sibayak. Terserah orang menilainya seperti apa yang jelas karena kedua gunung ini daerah Karo jadi subur. Katanya, masyarakat bisa hidup dari pertanian.

Sinabung itu termasuk baru bagi pendaki umum. Sebelumnya yang mendaki gunung ini kalangan terbatas. Antara lain dari kalangan tentara. Mereka sering latihan di gunung ini.

Terkait soal erupsi yang terjadi Senin (19/2/2018) pagi, bagi Johannes itu adalah pelajaran penting bagi masyarakat Sumatera Utara.

"Kalau dari sisi budaya itu kami anggap penghuninya Gunung Sinabung sedang marah. Tapi dari sisi sains itu hanyalah pengesuaian alam," ujarnya.

Editor:wen
Sumber:medanbisnis
Kategori:Sumatera Utara, Peristiwa, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/