Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
PSIS Kantongi Licensing AFC Challenge League Dan BRI Liga 1
Olahraga
21 jam yang lalu
PSIS Kantongi Licensing AFC Challenge League Dan BRI Liga 1
2
Heru Budi Hartono Tinjau Lokasi Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung
Pemerintahan
22 jam yang lalu
Heru Budi Hartono Tinjau Lokasi Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung
3
Musisi dan Wartawan yang Tergabung di PSKI Sukses Gelar Halalbihalal
Umum
19 jam yang lalu
Musisi dan Wartawan yang Tergabung di PSKI Sukses Gelar Halalbihalal
4
Senator Dailami Sesalkan Pengelola Minimarket Memukul Bukan Merangkul Jukir
DKI Jakarta
22 jam yang lalu
Senator Dailami Sesalkan Pengelola Minimarket Memukul Bukan Merangkul Jukir
5
Avril Lavigne Anggap Teori Konspirasi Tentangnya Sebagai Bukti Awet Muda
Umum
16 jam yang lalu
Avril Lavigne Anggap Teori Konspirasi Tentangnya Sebagai Bukti Awet Muda
6
Arema FC Gandeng Apparel Nasional Musim Depan
Olahraga
21 jam yang lalu
Arema FC Gandeng Apparel Nasional Musim Depan
Home  /  Berita  /  Riau

Hasil Tangkapan Udang, Bawal, dan Kerang Sejahterakan Nelayan di Riau

Hasil Tangkapan Udang, Bawal, dan Kerang Sejahterakan Nelayan di Riau
Ilustrasi. (Internet)
Jum'at, 09 Februari 2018 07:38 WIB
Penulis: Ratna Sari Dewi
PEKANBARU - Nasib nelayan di Provinsi Riau berangsur-angsur sejahtera. Hal tersebut tercermin pada nilai tukar nelayan perikanan (NTNP) periode Januari 2018 yang berada di atas angka indeks 114,99 atau mengalami kenaikan sebesar 0,51 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, Aden Gultom mengatakan, bahwa kenaikan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) mengalami kenaikan sebesar 1,20 persen, relatiflebih besar dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,69 persen.

Aden menguraikan, bahwasanya It pada Januari 2018 mengalami kenaikan disebabkan oleh naiknya It pada kelompok perikanan tangkap sebesar 2,40 persen khususnya udang, bawal, dan kerang.

"Harga jual udang, bawal dan kerang ini lah yang menyejahterakan masyarakat. Cukup untuk mencukupi kebutuhan yang harus dibayar petani," kata Aden di Pekanbaru, Jumat (9/2/2018).

Sementara itu, lanjut Aden, naiknya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,74 persen khususnya cabai merah, ekor kuning, beras, dan daging ayam ras.

"Kemudian, naiknya indeks BPPBM itu sendiri sebesar 0,55 persen khususnya es batu, benih lele, dan dedak," tandasnya. ***

Kategori:Pemerintahan, Riau
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/