Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Stefano Cugurra Siapkan Cara Hentikan Da Silva-Ciro di Semifinal Leg Pertama
Olahraga
16 jam yang lalu
Stefano Cugurra Siapkan Cara Hentikan Da Silva-Ciro di Semifinal Leg Pertama
2
Nick Kuippers Bertekad Berikan Hasil Terbaik Untuk Bobotoh
Olahraga
16 jam yang lalu
Nick Kuippers Bertekad Berikan Hasil Terbaik Untuk Bobotoh
3
Pemain Persib Sambut Positif VAR Di Championship Series BRI Liga 1 2023/24
Olahraga
15 jam yang lalu
Pemain Persib Sambut Positif VAR Di Championship Series BRI Liga 1 2023/24
4
Borneo FC Siap Lawan Madura United Dan Tambahan Dukungan Spesial
Olahraga
15 jam yang lalu
Borneo FC Siap Lawan Madura United Dan Tambahan Dukungan Spesial
5
Madura United Lanjutkan Target Dengan Semangat K3 Tanpa Pelatih Kepala
Olahraga
15 jam yang lalu
Madura United Lanjutkan Target Dengan Semangat K3 Tanpa Pelatih Kepala
6
Forum LKS Jakarta Apresiasi Bantuan 1.300 Paket Sembako dari Jokowi
Pemerintahan
15 jam yang lalu
Forum LKS Jakarta Apresiasi Bantuan 1.300 Paket Sembako dari Jokowi
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Kisruh Terjadi di TPS Rizieq Shihab, Ketua PPS Sempat Diusir

Kisruh Terjadi di TPS Rizieq Shihab, Ketua PPS Sempat Diusir
Berliana Sitorus, saat memperjuangkan haknya untuk memilih. (foto bbc indonesia)
Rabu, 19 April 2017 13:18 WIB
JAKARTA - Keributan antara warga dan ketua Panitia Pemungutan Suara (PPS) Kelurahan Petamburan terjadi sekitar pukul 09.45 WIB, di TPS 17 yang berlokasi di lapangan parkir sebuah gereja, di sekitar markas dan kediaman ketua FPI, Rizieq Shihab.

Kisruh berawal dari protes Berliana Sitorus yang tidak dibolehkan memilih dengan dalih KTP-nya bukan KTP elektronik.

"Saya datang jauh-jauh dari Medan, kok nggak bisa. Yang pertama (Pilkada putaran pertama), saya bisa kok milih, nggak begini-begini," ujarnya.

Dijawab, "sekarang aturannya beda, harus pakai KTP elektronik atau bawa surat keterangan."

Warga kemudian ramai mengerubungi Berliana, seperti dilaporkan wartawan BBC Indonesia, Rafki Hidayat

Di tengah percekcokan, datang Wiwin yang menyebut dirinya sebagai Ketua PPS Kelurahan Petamburan.

Wiwin berkata kepada warga bahwa Berliana boleh memilih karena, "namanya ada di DPT, jadi boleh milih walau KTP-nya bukan KTP elektronik," katanya seraya menunjukkan surat aturan KPU.

Sebagian warga yang tak terima, menuding bahwa KTP Berliana sudah kadaluwarsa. Namun sebagaimana dilihat BBC Indonesia KTP itu berlaku hingga 2020.

Wiwin menegaskan, "karena ada di DPT, dia bisa milih, tapi nanti (memilihnya) setelah jam 12. Kalau warga komplain, saksi silahkan adukan saja, tulis saja di formulir C2."

Sebagian warga naik pitam. Mereka meneriaki Wiwin yang sudah berada di luar gerbang TPS. "Ibu, saya lahir di sini. Kalau Ibu ingin memaksakan diri, silakan pergi."

Wiwin membalas, "Saya tak pernah memaksakan diri. Anda yang memaksakan diri."

Terdengar lagi seorang warga mengusirnya: "Lebih baik ibu pergi. Pergi sana. Pulang. Dongok."

Wiwin pun digiring pergi meninggalkan kawasan TPS.

Saat peristiwa itu terjadi Berliana sudah tidak tampak di TPS. Menjelang tengah hari, datang kabar bahwa Berliana bisa memilih.

Yose Rizal, anggota KPUD Jakarta Pusat, mengatakan bahwa Berliana akhirnya memilih.

"Karena gonjang-ganjing tadi, dia (Berliana) akhirnya tertekan untuk tidak memilih. Akhirnya dia pulang. Lalu dia terpikir untuk datang lagi, dan akhirnya memilih," kata Yose Rizal kepada Rafki Hidayat dari BBC Indonesia.

Wiwin Twi Narti, ketua PPS Kelurahan Petamburan yang tadi diusir warga, dan kini mendampingi Yose Rizal mengukuhkan. "Iya, tadi Berliana sudah datang, jam setengah 11, dan sudah nyoblos."

Mantan Komisioner KPU, Hadar Nafis Gumay, yang sempat mengunjungi TPS 17 berujar intimidasi kepada pemilih dan petugas PPS adalah 'tindakan pidana.'

"Kalau perlu tinggal dicatat, laporkan supaya bisa diproses." ***

Editor:Hermanto Ansam
Sumber:bbc.com
Kategori:GoNews Group, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/