Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Ramai-ramai Kecam Wasit, Baim Wong hingga Raffi Ahmad Suarakan #AFCCurangLagi
Olahraga
12 jam yang lalu
Ramai-ramai Kecam Wasit, Baim Wong hingga Raffi Ahmad Suarakan #AFCCurangLagi
2
Progres Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B di Pekan ke-31 Capai 10,43 Persen
Pemerintahan
11 jam yang lalu
Progres Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B di Pekan ke-31 Capai 10,43 Persen
3
Pejabat DKI Ini Bakal Mundur Sebagai ASN untuk Jadi Bupati Purwakarta
Pemerintahan
12 jam yang lalu
Pejabat DKI Ini Bakal Mundur Sebagai ASN untuk Jadi Bupati Purwakarta
4
Persiapkan Indonesia Hadapi Irak, Shin Tae-yong Optimistis Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
12 jam yang lalu
Persiapkan Indonesia Hadapi Irak, Shin Tae-yong Optimistis Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
5
Momen 26 Tahun BUMN, PLN Terus Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Jakarta
Pemerintahan
14 jam yang lalu
Momen 26 Tahun BUMN, PLN Terus Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Jakarta
6
Aditya Raih Norma GM, Eka Putra Wirya: PB Percasi dan Sponsor Bangga
Olahraga
9 jam yang lalu
Aditya Raih Norma GM, Eka Putra Wirya: PB Percasi dan Sponsor Bangga
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Sekjen PDIP Sebut Ahok Semakin Matang di Debat Kedua Cagub DKI

Sekjen PDIP Sebut Ahok Semakin Matang di Debat Kedua Cagub DKI
Sekjen PDIP, Hasto. (istimewa)
Sabtu, 28 Januari 2017 01:50 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengomentari debat kedua Pilkada DKI Jakarta 2017. Menurut dia, debat kedua kali terasa kuat aroma serangan pada pasangan nomor urut 2, Ahok-Djarot.

"Meskipun desain pertanyaan sepertinya mengkritisi pasangan nomor 2, namun hal yang mengejutkan terjadi. Ahok - Djarot mampu keluar dari kepungan. Pasangan dengan elektabilitas tertinggi menurut SMRC tersebut mampu menampilkan solusi konkret," kata Hasto di Jakarta, Jumat (27/1/2017).

Menurut Hasto, kinerja Ahok-Djarot selama memimpin terbukti membawa birokrasi Ibu Kota lebih baik.

"Hasilnya birokrasi DKI bersih dari pungli, pelayanan publik meningkat, dan muncul kesadaran kolektif untuk meningkatkan kinerja birokrasi. Karena itulah sungai-sungai bersih, taman-taman baru dibangun, dan program KJP dan KJS dapat diterima secara luas," papar Hasto.

Hasto menilai bahwa ada strategi yang salah diterapkan oleh pasangan nomor 1 dan 3. Mereka dinilai terlalu berambisi menyerang Ahok-Djarot, sampai melewatkan gagasan penting yang konkret untuk mengatasi berbagai persoalan di DKI.

"Kembali terbukti bahwa Pak Ahok semakin matang, dan sama sekali tidak ada nada emosi yang muncul," ucap dia.

Hasto sangat terkesan dengan closing statement Ahok-Djarot. "Kalau pasangan lain masih beretorika memerangi ketidakadilan, maka Ahok-Djarot sudah membuktikan bagaimana melawan ketidakadilan tersebut," jelas dia.

Demikian halnya terhadap isu relokasi warga di bantaran sungai, nampak betul bagaimana pendirian AHY bergeser.

Sebab sungai memang memerlukan jalan inspeksi, dan pengamanan bantaran sungai. Hasilnya, sungai Ciliwung pun dapat dikembalikan lebarnya yang semula 20 meter, menjadi 50 meter.

"Dampaknya praktis tidak ada banjir di DKI Jakarta," ujar Hasto.

Menurut dia, publik mengkritisi kesalahan penyampaian data Angka Partisipasi Murni (APM) yang disampaikan Anies.

"Begitu bersemangat mengkritisi Ahok, sampai menggunakan data APM yang tidak akurat," ucap Hasto. ***

Sumber:Liputan6.com
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/