Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
Olahraga
24 jam yang lalu
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
2
Indonesia Tertinggal 0-2 dari China, Fadia/Ribka: Hasilnya Belum Sesuai
Olahraga
10 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-2 dari China, Fadia/Ribka: Hasilnya Belum Sesuai
3
Indonesia Tertinggal 0-1 dari China, Gregoria Sampaikan Permohonan Maaf
Olahraga
11 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-1 dari China, Gregoria Sampaikan Permohonan Maaf
4
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
Olahraga
5 jam yang lalu
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
5
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
Olahraga
5 jam yang lalu
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
6
Ciro Alves dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
Olahraga
4 jam yang lalu
Ciro Alves dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Waduh...Harga Cabai Rawit di Sorong Setara dengan Harga Ponsel China

Waduh...Harga Cabai Rawit di Sorong Setara dengan Harga Ponsel China
Foto: Antara
Sabtu, 07 Januari 2017 10:57 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
SORONG - Harga cabai rawit di pasar tradisional Aimas, Kabupaten Sorong, Papua Barat, selama sepekan terakhir ini naik hingga menembus Rp 250 ribu per kilogram, setara dengan harga ponsel murah meriah buatan China, seperti Nokia 107, Evercross C5, dan sekelasnya.

Pedagang Pasar Aimas, Kabupaten Sorong, Jumat, 6 Januari 2017, menawarkan satu kilogram cabai rawit seharga Rp 250 ribu atau naik Rp 190 ribu dari harga sebelumnya, yang sebesar Rp 60 ribu per kilogram.

Seorang pedagang pasar di Aimas Kabupaten Sorong, Rusdy, 32 tahun, mengaku menjual cabai rawit Rp 250 ribu karena harga di tingkat agen di Kota Sorong sudah naik."Saya terpaksa menaikkan harga penjualan cabai rawit kepada konsumen agar memperoleh keuntungan karena harga di agen juga naik," ujarnya.

Ia mengatakan pasokan cabai rawit dari agen pun terbatas, sementara permintaan di pasar cukup tinggi, sehingga pedagang juga menaikkan harga jualnya ke konsumen. "Harga cabai rawit tak dapat dikendalikan lantaran pasokan dari petani lokal menurun karena gagal panen akibat diserang hama," katanya.

Hal itu berbeda dengan harga cabai keriting, yang tidak mengalami kenaikan, tetap stabil Rp 80 ribu per kilogram dengan stok berlimpah di pasar. "Meskipun harga cabai tinggi, hal itu tidak mengurangi minat masyarakat untuk membeli," kata dia.***

Sumber:Tempo.co dan antara.com
Kategori:GoNews Group, Umum, Peristiwa, Ekonomi, Pemerintahan, Papua
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/