Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
14 jam yang lalu
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
2
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
Olahraga
15 jam yang lalu
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
3
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
Umum
14 jam yang lalu
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
4
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
Olahraga
16 jam yang lalu
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
5
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Olahraga
14 jam yang lalu
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Home  /  Berita  /  DKI Jakarta

Tolak Bantuan Yayasan Hary Tanoe, MUI Sumbar: Tak Ada Makan Siang Gratis, Biar Melarat Aqidah Jangan Digadai

Tolak Bantuan Yayasan Hary Tanoe, MUI Sumbar: Tak Ada Makan Siang Gratis, Biar Melarat Aqidah Jangan Digadai
Istimewa.
Minggu, 11 Desember 2016 05:01 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
PADANG- Pondok pesantren se-Sumatera Barat menolak bantuan dan tak akan bekerjasama dengan yayasan milik Harry Tanoesoedibyo. Pesantren di Ranah Minang juga tersinggung dengan penggunaan nama pesantren pada Yayasan Penyantun Pesantren (YPP) milik Harry Tanoe.

Pimpinan-pimpinan pondok di Sumbar juga mengajak daerah-daerah lain untuk melakukan hal serupa, sehingga pesantren sebagai benteng terakhir umat Islam di Indonesia bisa terpelihara independensinya.

“Tak ada makan siang yang gratis. Pesantren jangan sampai kecolongan. Biar melarat asal aqidah dan agama Islam tidak tergadai. Yakinlah, tak ada bantuan yang tulus dari pihak non-muslim untuk umat Islam,” ujar Ketua Umum Majlis Ulama Indonesia (MUI) Sumbar, Gusrizal Gazahar dalam sambutannya.

Pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang Fauziah Fauzah El-Muhammady yang menginisiasi pertemuan koordinasi itu menjelaskan, penggunaan istilah pesantren untuk nama YPP dipandang melecehkan pesantren-pesantren di Indonesia.

Peserta pertemuan meminta Menkum & HAM agar meninjau ulang nama yayasan milik Harry Tanoe dan dideklarasikan awal bulan ini di Gedung MNC Financial Center, Jakarta itu. ***

Sumber:hariansinggalang.co.id
Kategori:DKI Jakarta, Sumatera Barat, Politik, Pendidikan, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/