Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
17 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
2
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
Umum
19 jam yang lalu
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
3
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Olahraga
16 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
4
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
Pemerintahan
16 jam yang lalu
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
5
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
Pemerintahan
15 jam yang lalu
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
6
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
17 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Home  /  Berita  /  GoNews Group

DPR Minta Filipina Perkuat Keamanan Perairan Agar Kasus Penyanderaan Tak Terulang Lagi

DPR Minta Filipina Perkuat Keamanan Perairan Agar Kasus Penyanderaan Tak Terulang Lagi
Wakil Ketua DPR Ri, Agus Hermanto. (GoNews.co)
Jum'at, 24 Juni 2016 14:12 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA- 7 WNI kembali disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina. DPR RI melalui Wakil Ketuanya yakni Agus Hermanto mengatakan, pengawasan perairan Indonesia memang penting.

Namun kata dia, dalam kasus penyanderaan 7 WNI, Filipina lah yang harus memperkuat pengawasan perairannya.

"Ini sudah memasuki perairan filipina, ini kan merupakan otoritas daripada keamanan di filipina sehingga kita mengimbau dan menekankan bahwa filipina harus memperkuat keamanan yang ada di sana," katanya di Gedung DPR Jakarta, Jumat (24/6/2016).

Terlebih, DPR minta Pemerintah Filipina untuk intensif dan fokus menyelesaikan permasalahan pembajakan dari kelompok-kelompok separatis. Termasuk faksi Abu Sayyaf yang dianggap merisaukan negara tetangga.

"Terlebih lagi secara progresif filipina harus menyelesaikan masalah masalah internalnya dengan Abu Sayyaf dan kelompok lain yang merisaukan negara tetangga," desaknya.

Diberitakan sebelumnya, Menlu Retno Marsudi membenarkan kabar penyanderaan tujuh WNI awak Kapal Charles 001. Retno menyatakan penyanderaan dilakukan dalam dua tahap.

"Setelah melakukan komunikasi, koordinasi, dan verifikasi secara intensif dengan sejumlah pihak di Indonesia dan Filipina, pada tanggal 23 Juni sore, kami mendapatkan konfirmasi bahwa telah terjadi penyanderaan terhadap ABK WNI Kapal Charles 001 dan tongkang 152," kata Retno dalam jumpa pers di Kemenlu, Jumat (24/6/2016).

Menurut Retno, penyanderaan terjadi di Laut Sulu dan dibagi dalam dua tahap pada 20 Juni sekitar pukul 11.30 waktu setempat, dan kedua 12.45 waktu setempat oleh 2 kelompok senjata yang berbeda.

"Pada saat terjadi penyanderaan, kapal membawa 13 ABK, 7 disandera dan 6 bebas. Saat ini 6 ABK yang bebas dalam perjalanan membawa Kapal Charles 001 dan tongkang 152 menuju Samarinda," jelas Retno. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/