Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
PSIS Kantongi Licensing AFC Challenge League Dan BRI Liga 1
Olahraga
20 jam yang lalu
PSIS Kantongi Licensing AFC Challenge League Dan BRI Liga 1
2
Heru Budi Hartono Tinjau Lokasi Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung
Pemerintahan
21 jam yang lalu
Heru Budi Hartono Tinjau Lokasi Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung
3
Senator Dailami Sesalkan Pengelola Minimarket Memukul Bukan Merangkul Jukir
DKI Jakarta
21 jam yang lalu
Senator Dailami Sesalkan Pengelola Minimarket Memukul Bukan Merangkul Jukir
4
Musisi dan Wartawan yang Tergabung di PSKI Sukses Gelar Halalbihalal
Umum
18 jam yang lalu
Musisi dan Wartawan yang Tergabung di PSKI Sukses Gelar Halalbihalal
5
Avril Lavigne Anggap Teori Konspirasi Tentangnya Sebagai Bukti Awet Muda
Umum
15 jam yang lalu
Avril Lavigne Anggap Teori Konspirasi Tentangnya Sebagai Bukti Awet Muda
6
Arema FC Gandeng Apparel Nasional Musim Depan
Olahraga
20 jam yang lalu
Arema FC Gandeng Apparel Nasional Musim Depan
Home  /  Berita  /  GoNews Group

7 WNI Disandera, Akom: Saya Percaya Aparat Kita Mampu Membebaskan, Tapi Pemerintah Jangan Lengah

7 WNI Disandera, Akom: Saya Percaya Aparat Kita Mampu Membebaskan, Tapi Pemerintah Jangan Lengah
Ketua DPR RI, Ade Komarudin. (istimewa)
Jum'at, 24 Juni 2016 14:17 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA- Ketua DPR Ade Komarudin atau Akom mempercayakan soal disanderanya 7 WNI di Filipina kepada aparat penegak hukum.

"Ini ketiga kali, saya percaya kepada aparat yang tangani. Pasti udah punya langkah-langkah yang sebelumnya terbukti efektif," katanya di Gedung DPR Jakarta, Jumat (24/6/2016).

Meski demikian Akom mengingatkan agar jangan sampai pemerintah lengah dengan kasus-kasus seperti ini. Menurutnya, pembebasan ketujuh WNI itu harus dipercepat.

"Tapi saya ingatkan jangan sampai lengah dan kalau bisa prosesnya dipercepat kalau udah tau apa yang harus dilakukan untuk masalah sandera," katanya.

Lanjut Akom, dalam upaya pembebasan 7 WNI yang disandera di Filipina, pemerintah tidak perlu melakukan pendekatan militer.

"Tidak usah karena ini premanisme, vandalisme yang sesungguhnya bisa dilakukan dengan pendekatan persuasif," kata Akom.

Akan tetapi, pembebasan ketujuh WNI itu juga dianggap memerlukan komunikasi intensiy dengan pemerintah Filipina agar hal ini tidak kembali terjadi.

"Tapi ini harus kerjasama dengan pemeritnah setempat agar gak berulang. Karena ini menyangkut keamanan nasional negara tersebut, bukan ideologi gerakan-gerakan teroris," imbau politikus Partai Golkar ini. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/