Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
15 jam yang lalu
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
2
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
Olahraga
13 jam yang lalu
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
3
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
Pemerintahan
15 jam yang lalu
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
4
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
Olahraga
13 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
5
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
Umum
9 jam yang lalu
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
6
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Olahraga
9 jam yang lalu
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus

Novel Baswedan Sebut Foto Terduga Pelaku Sudah Diserahkan ke Kapolda Metro Jaya

Novel Baswedan Sebut Foto Terduga Pelaku Sudah Diserahkan ke Kapolda Metro Jaya
Novel Baswedan. (republika.co.id)
Senin, 14 Agustus 2017 19:41 WIB
JAKARTA - Penyidik senior KPK Novel Baswedan, Senin (14/8), menjalani pemeriksaan sebagai saksi korban kasus penyiraman air keras terhadap dirinya. Pemeriksaan berlangsung hingga pukul 17:00 waktu Singapura.

Dikutip dari republika.co.id, usai pemeriksaan, Novel mengaku kecewa terhadap proses penyidikan kasus tersebut. Melalui keterangan pers yang diterima Republika, Senin, Tim Advokasi Novel Baswedan yang diwakili Alghiffari Aqsa menyatakan, Novel kecewa karena saksi-saksi kunci dipublikasi oleh polisi.

''Seharusnya, polisi melindungi dan menjaga para saksi kunci, supaya memberi keterangan dengan baik dan secara aman,'' kata Aqsa menirukan Novel dalam keterangan tertulis itu. 

Novel menilai penyidik sebelumnya terburu-buru membuat kesimpulan sendiri dan mempublikasikan kesimpulan tersebut sehingga timbul kesan menutupi pihak-pihak tertentu.

''Hal ini terkait orang yang memata-matai saya di depan rumahnya, yang polisi sebut sebagai mata elang. Padahal banyak orang menceritakan tidak demikian dan di antara orang tersebut ada yang berupaya masuk ke rumah saya dengan berpura-pura ingin membeli gamis laki-laki,'' kata Novel, ditirukan Aqsa. 

Novel juga kecewa dengan tidak diketemukannya sidik jari pada cangkir yang digunakan untuk menyiram air keras. Padahal sidik jari tersebut seharusnya menjadi bukti penting. Novel juga memandang penyidik sebelumnya menjaga jarak dengan keluarganya dengan tidak memberikan SP2HP ke keluarga.

''Saya pernah diberitahu oleh anggota Densus 88 yang melakukan investigasi dan menemukan indikasi pelaku,'' lanjut dia.

Foto orang yang diduga pelaku tersebut dikirimkan kepada Novel. Setelah menerimanya, Novel mengirimkan foto tersebut ke adiknya untuk diperlihatkan kepada orang di sekitar kejadian, apakah mereka mengenali foto tersebut.

Hasilnya, banyak orang yang mengenali foto tersebut dan mereka meyakini orang tersebut sebagai pelaku pengintai atau eksekutor. Foto tersebut kemudian diberikan kepada Kapolda Metro Jaya dan Dirkrimum Polda Metro Jaya.  

Novel diserang dua orang bersepeda motor dengan air keras ketika dalam perjalanan pulang setelah menunaikan Shalat Subuh dari masjid dekat rumahnya pada Selasa (11/4). Novel adalah salah satu penyidik senior KPK yang antara lain menangani kasus korupsi dalam pengadaan KTP-elektronik (KTP-e).***

Editor:hasan b
Sumber:republika.co.id
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/