Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kasus Penggelapan Pajak Shakira di Spanyol Dihentikan
Umum
24 jam yang lalu
Kasus Penggelapan Pajak Shakira di Spanyol Dihentikan
2
Dukung Timnas U-17 Wanita, Erick Bidik Target Jangka Panjang Sepak Bola Wanita Indonesia
Olahraga
24 jam yang lalu
Dukung Timnas U-17 Wanita, Erick Bidik Target Jangka Panjang Sepak Bola Wanita Indonesia
3
Lady Gaga Umumkan Premier Film Konser 'Chromatica Ball'
Umum
24 jam yang lalu
Lady Gaga Umumkan Premier Film Konser Chromatica Ball
4
Zaira Kusuma: Perjalanan Masih Panjang dan Harus Tetap Latihan
Olahraga
7 jam yang lalu
Zaira Kusuma: Perjalanan Masih Panjang dan Harus Tetap Latihan
5
Satoru Mochizuki Siapkan Agenda Khusus Setelah Piala Asia U-17 Wanita
Olahraga
7 jam yang lalu
Satoru Mochizuki Siapkan Agenda Khusus Setelah Piala Asia U-17 Wanita
6
KPU DKI Menerima Penyerahan Dukungan Perseorangan
Pemerintahan
7 jam yang lalu
KPU DKI Menerima Penyerahan Dukungan Perseorangan

Sekjen PBB Minta Trump Cabut Kebijakan "Anti-Imigran Muslim"

Rabu, 01 Februari 2017 10:32 WIB

WASHINTON DC -Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pun bersuara atas kebijakan keimigrasian di Amerika Serikat yang baru diambil Presiden Donald Trump.

Guterres meminta agar Presiden Trump secepatnya mencabut perintah eksekutif yang ditandatanganinya akhir pekan lalu.

Seperti diberitakan sebelumnya, kebijakan Trump tersebut membekukan pemberian visa kepada warga dari tujuh negara dengan penduduk mayoritas Muslim.

Trump berdalih, kebijakan itu dilakukan untuk melindungi AS dari ancaman terorisme.

Baca: Trump Resmi Batasi Laju Imigran dari 7 Negara Ini

Dalam pernyataannya di New York, Selasa waktu setempat atau Rabu WIB (1/2/2017), Guterres mengakui setiap negara memiliki hak untuk mencegah masukkan teroris ke wilayah mereka.

Namun, pemilahan berdasarkan agama, suku bangsa, dan kewarganegaraan merupakan suatu hal yang keliru.

Seperti diberitakan Reuters, Guterres mengatakan, penilaian "buta" tersebut tidak berdasarkan temuan intelijen yang kuat, dan berpotensi menjadi tidak efektif.

Sebab, kata Guterres, kebijakan AS itu justru berisiko "diterobos" oleh kelompok yang kini menjadi bagian dari gerakan teroris global.

Baca: Kebijakan Kontroversial Trump Memaksa Barack Obama Berbicara 

Selain itu, penilaian berdasarkan diskriminasi agama dan rasial juga bertentangan dengan prinsip dan nilai fundamental kemanusiaan.

Menurut dia, hal itu justru memicu kegelisahan dan bahkan amarah, yang justu menjadi bahan propaganda kelompok garis keras.

Guterres pun mengungkapkan keprihatinan tentang para pengungsi yang melarikan diri konflik dan penganiayaan, justru menemukan negara yang tertutup.

Kondisi itu melanggar hak perlindungan berdasarkan hukum internasional tentang pengungsi.

Editor:Kamal Usandi
Sumber:kompas.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/