Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
Olahraga
22 jam yang lalu
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
2
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
Olahraga
20 jam yang lalu
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
3
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
Olahraga
21 jam yang lalu
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
4
Meski Cerai, Ria Ricis dan Teuku Ryan Tetap Jaga Hubungan Baik
Umum
18 jam yang lalu
Meski Cerai, Ria Ricis dan Teuku Ryan Tetap Jaga Hubungan Baik
5
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
Olahraga
17 jam yang lalu
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
6
Ed Sheeran Pilih Fokus Tur, Belum Mau Rilis Lagu Baru Tahun Ini
Umum
18 jam yang lalu
Ed Sheeran Pilih Fokus Tur, Belum Mau Rilis Lagu Baru Tahun Ini

Pemerintah dan Rakyat Bali Minta Youtube Segera Hapus Tayangan Joged Bumbung Porno

Pemerintah dan Rakyat Bali Minta Youtube Segera Hapus Tayangan Joged Bumbung Porno
Seorang penari Bali menaiki tangga usai membawakan Tari Joged Bumbung
Minggu, 13 Desember 2015 06:24 WIB

DENPASAR - Heboh beredarnya Tarian Sakral Bali bertitel Joged Bumbung berbau porno membuat berbagai kalangan di Pulau Dewata itu resah. Pemerintah Provinsi Bali bersama sejumlah pihak akan meminta Youtube.com untuk menghapus tayangan Joged Bumbung porno di situs tersebut. Hal itu dilakukan setelah jogged asal Jembrana itu dinyatakan sebagai salah-satu warisan budaya dunia yang diakui UNESCO.

Kadis Kebudayaan Bali Dewa Putu Beratha, menyebutkan, meski merupakan tari pergaulan, jogged bumbung mestinya jauh dari kesan erotis dan porno. Dan tayangan yang ditampilkan di Youtube itu tidak benar dan bukan seperti itu Joged Bumbung yang sebenarnya.

Selain Joged Bumbung yang berasal dari Jembrana, 8 tarian lainnya yang diakui oleh UNESCO adalah tari Rejeng Dewa (Klungkung), Sang Hyang Dedari (Karangasem), Baris Upacara (Bangli), Gambuh (Gianyar), Wayang Wong (Buleleng), Topeng Sidakarya/Pajegan (Tabanan), Legong Kraton (Denpasar), dan Barong Ket Kunstisraya (Badung).

Terkait dengan Joged itu, pakar tari Bali, Prof Made Bandem membantah adanya upaya elitisasi dengan membatasi ruang gerak Joged Bumbung sebagai tarian rakyat. Dia menyebut, dalam setiap tarian Bali harus ada aspek religiusitas (Siwam), Etika (Satyam) dan esetetika (Sundaram). Apa yang dilakukan tim, menurutnya, hanya agar joged itu tetap pada rel tersebut. “Soal ekspresi sehari-hari rakyat jelata dan tari pergaulan, itu tidak kita permasalahkan,” ujarnya kepada tempo.co, Sabtu, 12 Desember 2015. (***)

Editor:Marjeni Rokcalva
Sumber:Tempo.co
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/