Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kadek Agung Sedih Bali United Kebobolan Di Menit Akhir
Olahraga
19 jam yang lalu
Kadek Agung Sedih Bali United Kebobolan Di Menit Akhir
2
Madura United Persembahkan Kemenangan Untuk Suporter
Olahraga
19 jam yang lalu
Madura United Persembahkan Kemenangan Untuk Suporter
3
PSSI Terima Kasih pada Suporter Yang Dukung Timnas Indonesia
Olahraga
16 jam yang lalu
PSSI Terima Kasih pada Suporter Yang Dukung Timnas Indonesia
4
Riski Afrisal Langsung Fokus Penuh Untuk Laga Leg Kedua
Olahraga
19 jam yang lalu
Riski Afrisal Langsung Fokus Penuh Untuk Laga Leg Kedua
5
Borneo FC Sudah Tampilkan Yang Terbaik, Angga Saputro: Masih Ada Peluang
Olahraga
18 jam yang lalu
Borneo FC Sudah Tampilkan Yang Terbaik, Angga Saputro: Masih Ada Peluang
6
Rizky Akan Terus Jaga Performa Menuju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
15 jam yang lalu
Rizky Akan Terus Jaga Performa Menuju Olimpiade 2024 Paris
Home  /  Berita  /  Olahraga

Mali Terbaik, Tetapi Prancis yang ke Final Piala Dunia U 17 2023

Mali Terbaik, Tetapi Prancis yang ke Final Piala Dunia U 17 2023
Timnas U 17 Mali saat menghadapi Prancis di semifinal Piala Dunia U 17 2023. (Doc. LOC WCU17/NFL)
Rabu, 29 November 2023 03:05 WIB
Penulis: Azhari Nasution
SOLO - Timnas U 17 Mali memang membuktikan kelasnya dengan bermain bagus di babak semifinal Piala Dunia U-17 2023, tapi sayang laga final menjadi milik Timnas U 17 Prancis. Les Bleus menang 2-1 pada pertandingan yang berlangsung di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Selasa (28/11/2023).

Di partai puncak, Prancis akan bertemu Timnas U 17 Jerman pada Sabtu (2/12/2023) di Stadion Manahan. Sementara Mali memperebutkan peringkat tiga melawan Argentina U-17, sehari sebelum final dilangsungkan atau Jumat (1/12/2023).

Di laga semifinal, Mali menunjukkan sebagai tim yang sesungguhnya pantas diperhitungkan. Bahkan Mali menghasilkan gol lebih dahulu di akhir babak pertama (45+4') lewat kaki kapten Ibrahim Diarra.

Dia memanfaatkan kesempatan dengan baik setelah bola buangan kiper Prancis yang melayang tepat di depan matanya. Tanpa pikir panjang, dia pun langsung meneruskan. Bola masuk tanpa bisa dihentikan.

Untuk kali pertama pula kiper Paul Argney kebobolan. Sebelumnya sepanjnag turnamen, Argney belum pernah kemasukan kecuali dalam adu penalti.

Sayang, permainan keras Mali menjadi bumerang buat mereka. Mali akhirnya harus kehilangan seorang pemain Souleymane Sanogo yang diganjar kartu merah.

Hasil VAR membuktikan Sanogo telah melakukan pelanggaran keras dengan melakukan tekel terhadap Sadi Aymen. Mali pun harus bermain dengan 10 pemain di menit ke-55.

Ini menjadi keuntungan bagi Prancis dan mereka membalasnya dengan dua gol ke gawang Mali. Gol pertama datang dari sundulan Yvann Titi di menit 56, dia mengambil umpan tendangan bebas dari Ismail Bouneb.

Meski kebobolan, intensitas serangan Mali tidak berkurang. Sayangnya banyak peluang tercipta tetapi belum terkonversi gol.

Sebaliknya permainan semakin keras, hingga berakibat pelanggaran. Pelanggaran yang dilakukan pemain Mali memberikan Prancis hadiah tendangan bebas lagi.

Bouneb pun mengeksekusi dengan baik di mennit ke-69. Tendangan langsungnya yang melengkung menembus blokade pemain yang berdiri di depan gawang. Bola meluncur ke pojok kiri bawah gawang Mali tanpa bisa diantisipasi. Keunggulan untuk Prancis 2-1.

Dua kesempatan emas kembali didapatkan Mali, sayang lagi-lagi belum bisa berbuah gol. Bahkan peluang emas di dua menit jelang pertandingan berakhir hanya membentur mistar atas gawang Prancis. Hingga peluit panjang berbunyi, keunggulan tetap untuk Les Bleus.

Pelatih Mali, Soumaila Koulibaly mengatakan jika sebenarnya timnya memainkan laga ini dengan baik. Namun, semuanya sedikit berubah ketika pemainnya mendapatkan kartu merah. Itu membuat timnya kesulitan.

"Meski sulit, tapi kami tetap berusaha menciptakan beberapa kesempatan untuk menyamakan kedudukan. Tapi sayang, kami tidak bisa melakukan yang terbaik," kata Koulibaly.

"Saya sendiri juga telah memberikan masukan kepada pemain saat jeda minum, dan berharap mereka bisa lebih menikmati permainan. Jadi saya pikir kami hanya tidak beruntung kali ini," tuturnya.

Coulibaly pun menuturkan bila pemain tidak diusir dan cukup dikartu kuning, hasil akhir akan berbeda. Meski kalah dan gagal untuk kali pertama menatap final, tetapi dia mengaku timnya cukup gembira dengan hasil ini. Secara keseluruhan dia menilai timnya bermain cukup baik.

Sementara itu, pelatih Prancis Jean Luc Vannuchi mengatakan bahwa laga melawan Mali ini adalah pertandingan yang ketat dan itu sudh diperkirakannya.

"Kami bermain intensif, bermain dengan baik. Memainkan serangan dari belakang di babak pertama, dan kemudian bertahan untuk menyerang. Kami pun memenangkannya dan saya sangat puas dengan performa para pemain," ucapnya.

"Saat kami kebobolan di pertengahan babak pertama, rasanya sangat sulit. Tapi kami tetap optimistis karena saat melawan Spanyol kami juga tertinggal lebih dahulu. Jadi ini ibarat ulangan, dan semua yang kami persiapan dalam latihan sesuai dengan yang kami perkirakan. Kami tidak khawatir. Karena kami hanya mengubah satu pemain di sayap untuk mengubah kecepatan dan lihat bagaimana kami bereaksi tadi," kata Vannuchi.

Prancis baru pertama kali mencapai babak final Piala Dunia U-17 ini. Sebelumnya pencapaian terbaik negeri fashion itu adalah semifinalis di edisi 2019. Laga melawan Jerman di final nanti, akan menjadi final ulangan kejuaraan Eropa U-17 UEFA pada Juni 2023. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/