Investasi Rosneft Rusia di Kilang Tuban Mangkrak, Apakah Indonesia Cari Investor Baru?
Menurutnya, dalam rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo, nasib investor Rusia sedang dievaluasi. Menurutnya, bila memang tidak bisa melanjutkan proses investasinya harus ada jalan keluar agar proyek NGRR Tuban berjalan.
"Kemarin memang kita salah satu materi untuk dilakukan evaluasi, karena Rusia kan perang sama Ukraine, Pertamina diminta untuk melakukan penataan dan evaluasi. Kalau memang memungkinkan, dilanjutkan. Kalau tidak, harus ada solusi," ungkap Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (10/10/2023).
Ketika dikonfirmasi soal wacana mencari mitra investor baru di luar perusahaan Rusia, Bahlil cuma bilang bisa saja terjadi. Namun, sampai saat ini tak ada keputusan yang bulat soal opsi tersebut. "Nanti kita lihat, sejauh ini belum ada (keputusan ganti mitra investor)," ujar Bahlil.
Sementara itu, sebelumnya Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, pihaknya tengah melakukan diskusi untuk mencari solusi ke depan soal nasib investor Rusia di Kilang Tuban. Dia menyebut, setidaknya butuh waktu enam bulan untuk mencari solusi ini.
"Kan kita lagi diskusi karena kan memang Rosneft atau Rusia dengan kondisi geopolitik sekarang ada tantangan. Kami lagi diskusi kira-kira seperti apa ke depan untuk solusinya dan kita nanti mungkin dalam waktu enam bulan ke depan kita akan cari solusi bersama," katanya di Jakarta, Senin (9/10/2023).
Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pernah mengatakan kondisi investor Rusia yang kesulitan merealisasikan kucuran modalnya untuk Kilang Tuban membuat pemerintah berencana mencari investor baru untuk proyek tersebut.
Situasi geopolitik usai Rusia menginvasi Ukraina, membuat negara tersebut banyak dikucilkan. Hal itu yang membuat investasi Rusia melalui Rosneft di Kilang Tuban mengalami hambatan.
"Rusia menghadapi blokade dan persoalan ekonomi dan geopolitik sehingga mungkin sulit untuk melanjutkan, dicarikan partner lain," ungkap Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (5/10/2023).
"Karena Rusia kan kena masalah geopolitik dan kesulitan untuk investasi," ujarnya. ***
Editor | : | Hermanto Ansam |
Sumber | : | detik.com |
Kategori | : | Ekonomi |