Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dina Rubby, Mengenal Lebih Dekat Sosok Pedangdut yang Sedang Naik Daun
Nasional
19 jam yang lalu
Dina Rubby, Mengenal Lebih Dekat Sosok Pedangdut yang Sedang Naik Daun
2
D'MASIV Hadirkan Album Ke-8 dengan Sentuhan Personal dan Kolaboratif
Umum
19 jam yang lalu
DMASIV Hadirkan Album Ke-8 dengan Sentuhan Personal dan Kolaboratif
3
Raline Shah Hadir di Karpet Merah Festival Film Cannes 2024
Umum
18 jam yang lalu
Raline Shah Hadir di Karpet Merah Festival Film Cannes 2024
4
Demi Masa Depan Anak, Inara Rusli dan Virgoun Pilih Damai
Umum
19 jam yang lalu
Demi Masa Depan Anak, Inara Rusli dan Virgoun Pilih Damai
5
Pelatih Timnas Wanita Panggil 34 Pemain Uji Coba Lawan Singapura
Olahraga
4 jam yang lalu
Pelatih Timnas Wanita Panggil 34 Pemain Uji Coba Lawan Singapura
6
Start Awal Urutan 21, Qarrar Firhand Finish di Podium 3
Olahraga
3 jam yang lalu
Start Awal Urutan 21, Qarrar Firhand Finish di Podium 3
Home  /  Berita  /  Riau

Deteksi Dini Karhutla, Pemkab Pelalawan Gelar Rakor, Tekankan Soal Ini

Deteksi Dini Karhutla, Pemkab Pelalawan Gelar Rakor, Tekankan Soal Ini
Pemkab Pelalawan gelar Rakor penanggulangan bencana Karhutla di Auditorium, Selasa (9/5/2023). (foto-farikhin)
Selasa, 09 Mei 2023 20:36 WIB
Penulis: Farikhin
PELALAWAN - Bupati Pelalawan, H Zukri menegaskan  untuk mengantisipasi terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) dibutuhkan peran serta seluruh stakeholder. Khususnya kesiapan menghadapi Karhutla yang diprediksi dimulai Mei hingga September 2023.

Penegasan itu disampaikan saat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan menggelar rapat koordinasi penanggulangan bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Auditorium, Selasa (9/5/2023).

Rapat dipimpin oleh Bupati Pelalawan H Zukri, Kapolres Pelalawan AKBP Suwinto, perwakilan Kejari Pelalawan, PN Pelalawan dan perwakilan Danramil.

Tampak hadir Koramil, Kapolsek se-Kabupaten Pelalawan juga perwakilan manajemen perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Pelalawan, camat, kepala desa dan MPA. 

GoNews

Bupati Zukri menyampaikan, untuk mengantisipasi penanganan karhutla dibutuhkan peran serta seluruh stakeholder. Khususnya pada kesiapan menghadapi Karhutla pada musim kemarau yang diprediksi dimulai bulan Mei hingga September 2023.

Dikatakannya, cuaca kering dan minim hujan membuat hamparan lahan gambut, semak belukar dan hutan yang ada di wilayah Pelalawan sangat rawan terbakar. Bila tidak cegah dan ditanggulangi dengan baik, bencana kebakaran dapat terjadi dan berdampak kabut asap.

Oleh karena itu para stakeholder termasuk aparat desa harus lebih berperan aktif dan berkontribusi dalam penanganan Karhutla. Semua pihak sangat berperan dalam penanggulangi Karhutla sejak dini.

"Penyebab kebakaran terbesar berada di lahan gambut. Data kita, memang memiliki lahan gambut yang cukup luas dan lahan gambut itu berada di perusahaan HTI, perkebunan kelapa sawit dan juga lahan tidur," sebutnya.

Menurut Bupati Zukri, meski persiapan perusahaan sudah sangat baik, bahkan cukup namun masih memungkinkan terjadinya Karhutla.

"Jadi langkah preventif harus dilakukan dari sekarang," ujarnya.

Peristiwa karhutla yang terjadi selama ini, lanjutnya, ada di wilayah Kecamatan Teluk Meranti dan Kuala Kampar merupakan wilayah yang sering terjadi Karhutla, meski wilayah kecamatan lain juga terjadi.

"Kebakaran terbesar di Kuala Kampar dan Teluk Meranti. Jadi nanti akan saya tanya satu-satu perusahaan yang ada di kecamatan itu," tuturnya.

Disampaikannya, upaya penanggulangan Karhutla harus didukung oleh peralatan yang memadai, selain pemetaan wilayah rawan terjadinya Karhutla. "Jadi nanti BPBD bisa sampaikan datanya, jadi upaya prefentif itu bisa dilakukan," sarannya.

Selain itu, juga agar dipastikan apakah setiap tahun terjadi karhutla pada desa yang sama atau terjadi pergeseran desa. "Apa koordinat yang sama, jadi bisa dipetakan. Bagaimana agar tidak lagi terjadi kebakaran," sambung dia.

Politisi PDIP itu menegaskan, pihak perusahaan juga harus bisa mendukung peralatan pemadaman Karhutla. Tidak kalah penting dari peralatan adalah ketersediaan air.

"Begitu juga dengan peralatan pemadam kebakaran, jangan peralatannya dari kabupaten semua. Namun juga dari perusahaan yang memiliki peralatan sehingga dapat dilakukan pencegahan dini," paparnya.

Perusahaan juga diingatkan untuk menyediakan sumber air pada areal kebun sawit maupun lahan HTI. Selain itu, normalisasi kanal dan embung sebagai sarana atau wadah pasokan air sangat diperlukan. 

Sehingga saat kebakaran terjadi, bisa cepat menjangkau sumber air. Keberadaan kanal serta embung juga sangat baik untuk memastikan lapisan gambut tetap lembab, dengan demikian potensi kebakaran bisa kita cegah.

"Jadi diwajibkan untuk membuat sumur atau embung disekitar perusahaan. Siap gak perusahaan. Kalau kalian tidak siap saya evaluasi, karena tak sanggup tangani karhutla lantaran saprasnya tak memadai," jelasnya.

Bupati Zukri pada kesempatan itu juga menyampaikan bahwa sesuai data-data BMKG, dimana bulan ini sampai dengan bulan Juni-Juli- Agustus adalah bulan rawan terjadinya Karhutla.

Untuk itu dia meminta kepada seluruh stakeholder, para camat, para Kades di Kabupaten Pelalawan untuk selalu gencar mensosialisasikan kepada masyarakat terkait kerawanan terjadinya Karhutla.

"Pak camat kumpulkan Kades dan Kades kumpulkan RW ataupun RT, edukasi masyarakat, bahwa bulan ini dan seterusnya adalah bulan yang rawan terjadinya Karhutla. Misalnya, yang jangan sembarang begitu juga yang bakar meskipun bakar di pekarangan rumah hati-hati," imbaunya.

Sebab kata Bupati Zukri, mengedukasi akan bahaya Karhutla ini tidak cukup dengan spanduk. Sebab imbauan di spanduk tidak semua orang membacanya.

Tidak itu saja, ia mengharapkan agar dipercepat mengedukasi masyarakat, bahkan di setiap desa harus ada WhatsApp grup masyarakat. "Begitu juga khatib-khatib di setiap masjid ikut membantu mensosialisasikan kepada masyarakat," tandasnya.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pelalawan sebagian wilayah daratan di Pelalawan merupakan lahan gambut yang rentan terjadi karhutla. "Dari 118 desa yang ada, 52 desa merupakan wilayah rawan karhutla," sebutnya.

Sebagai upaya penangggulangan karhutla, BPBD Pelalawan telah melakukan berbagai upaya, salah satunya patroli rutin di wilayah rawan karhutla.

"Upaya BPBD, kita lakukan kegiatan patroli secara terus menerus. Pengecekan sarpras terutama di BPBD, sosialisasi dan imbauan, pemadaman secara cepat dan tepat di daerah kebakaran," jelas Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Pelalawan, Zulfan.

Menurutnya, kasus karhutla relatif kecil di Kabupaten Pelalawan jika dibandingkan dengan kabupaten/kota yang ada di Provinsi Riau. Sepanjang tahun 2023 sampai saat ini tercatat total karhutla di Kabupaten Pelalawan total seluas 34,91 hektare.

Dari total 34,91 hektare, terdata di tiga kecamatan antara lain Kecamatan Kuala Kampar, Teluk Meranti dan Kecamatan Langgam. Dengan jumlah terluas di Kecamatan Teluk Meranti dengan luas 27,58 hektare, Kecamatan Kuala Kampar 2,9 hektare dan Langgam 4,53 hektare.

Kapolres Pelalawan AKBP Suwinto mengatakan, pertemuan ini adalah upaya yang tepat untuk mengantisipasi terjadinya Karhutla di Kabupaten Pelalawan. Apalagi sesuai data BMKG bulan ini dan beberapa bulan ke depan merupakan bulan yang rawan terjadinya, Karhutla.

"Rakor ini adalah upaya yang pas dan tepat mencegah Karhutla, misalnya, bagaimana mempersiapkan personil, perangkat-perangkatnya, cara bertindak serta berkolaborasi dengan semua stakeholder. Itu intinya," tegasnya.

Terkait dengan pencegahan Karhutla, pihaknya terus memonitor kondisi lapangan. "Usaha pencegahan kita setiap hari berjalan, melibatkan seluruh komponen," pungkas AKBP Suwinto. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/