Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Sebagai PSN Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B Harus Didukung
Pemerintahan
22 jam yang lalu
Sebagai PSN Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B Harus Didukung
2
Jakpro Helat TIM Art Festival Mulai 30 Mei 2024
Umum
22 jam yang lalu
Jakpro Helat TIM Art Festival Mulai 30 Mei 2024
3
Borneo FC Kecewa Gagal Ke Final, Akui Permainan Tak Sesuai Harapan
Olahraga
22 jam yang lalu
Borneo FC Kecewa Gagal Ke Final, Akui Permainan Tak Sesuai Harapan
4
Tak Ada Insiden Saat Madura United FC Kembali Ke Hotel
Olahraga
23 jam yang lalu
Tak Ada Insiden Saat Madura United FC Kembali Ke Hotel
5
Dua Klub Pastikan Lolos Ke Babak Final Championship Series BRI Liga 1 2023/24
Olahraga
23 jam yang lalu
Dua Klub Pastikan Lolos Ke Babak Final Championship Series BRI Liga 1 2023/24
6
Arema FC Evaluasi Pemain Asing Dan Pulangkan Pemain Muda
Olahraga
22 jam yang lalu
Arema FC Evaluasi Pemain Asing Dan Pulangkan Pemain Muda
Home  /  Berita  /  Hukum

Soal Pencabulan di Batang, Ganjar Ngaku Terima Tekanan

Soal Pencabulan di Batang, Ganjar Ngaku Terima Tekanan
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo (keempat kanan) dalam Musrenbang RKPD Pemprov Jateng 2024 di Semarang, Jawa Tengah, Kamis, 13 April 2023. (foto: gonewsco/dzulfiqar)
Sabtu, 15 April 2023 01:35 WIB
JAWA TENGAH - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku mendapat tekanan karena mempublikasi langkah pihaknya menangani kasus asusila di salah satu pesantren di Kabupaten Batang. Hal tersebut Ia sampaikan dalam Musrenbang RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah) Provinsi Jawa Timur di Semarang, Jawa Tengah (Jateng), kemarin malam.

Penuturan Ganjar dimulai dari atensi pemerintah Provinsi Jateng terhadap korban kekerasan terhadap anak dan perempuan. "Kalau masuk ke saya pasti langsung saya cek ke dinas saya. Dan pasti kami gerakannya langsung berjalan dan kami tidak pernah publish karena biasanya soal asusila. Kecuali crime yang terjadi seperti di Batang. Itu kami publish," tuturnya sebagaimana dikutip GoNEWS.co, Jumat (14/4/2023) malam.

"Dan ketika kami mem-publish apakah saya tidak dapat tekanan? Ada. Karena mereka yang seprofesi itu mengatakan, 'Pak udah dong Pak! Jangan digitukan (di-publish) dong! Itu menyakiti.'" tutur Ganjar menirukan tekanan yang Ia maksud.

Terkait hal ini, sambung Ganjar, dirinya sudah meminta dukungan Majelis Ulama dan Kemenag (Kementerian Agama) untuk melakukan evaluasi terhadap pondok pesantren yang viral karena kasus dugaan pencabulan santriwati di Batang itu.

"Masih layak atau tidak. Kalau nggak layak, kita tutup. Kalau kita tidak tegas seperti itu, ngeri," tandas Ganjar.

Lebih jauh, kata Ganjar, pihaknya juga sudah menerima masukan dari pemerhati dan psikolog anak, Seto Mulyadi.

"Kak Seto telepon saya (dan mengatakan, red), 'Pak Gub mesti dievaluasi itu. Apakah itu masuk kabupaten atau kota layak anak? Kalau perlu dicabut.' Oke juga menurut saya," kata Ganjar.

Seperti diberitakan, sebanyak 15 orang santriwati salah satu pondok pesantren di Batang diduga menjadi korban pencabulan. Polisi telah telah menetapkan WM (58) yang tak lain adalah guru ngaji para korban sebagai tersangka. Dalam jumpa pers pada 11 April 2023, Kapolda Irjen Pol Ahmad Luthfi mengungkapkan, perbuatan WM telah berlangsung sejak tahun 2019 hingga awal 2023. "Modus operandinya santriwati dibangunkan pagi-pagi diajak ke kantin atau TKP lain kemudian pelaku melakukan tindakan asusila."***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Hukum, Jawa Tengah
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/