Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Stefano Cugurra Siapkan Cara Hentikan Da Silva-Ciro di Semifinal Leg Pertama
Olahraga
11 jam yang lalu
Stefano Cugurra Siapkan Cara Hentikan Da Silva-Ciro di Semifinal Leg Pertama
2
Nick Kuippers Bertekad Berikan Hasil Terbaik Untuk Bobotoh
Olahraga
11 jam yang lalu
Nick Kuippers Bertekad Berikan Hasil Terbaik Untuk Bobotoh
3
Pemain Persib Sambut Positif VAR Di Championship Series BRI Liga 1 2023/24
Olahraga
11 jam yang lalu
Pemain Persib Sambut Positif VAR Di Championship Series BRI Liga 1 2023/24
4
Madura United Lanjutkan Target Dengan Semangat K3 Tanpa Pelatih Kepala
Olahraga
11 jam yang lalu
Madura United Lanjutkan Target Dengan Semangat K3 Tanpa Pelatih Kepala
5
Borneo FC Siap Lawan Madura United Dan Tambahan Dukungan Spesial
Olahraga
10 jam yang lalu
Borneo FC Siap Lawan Madura United Dan Tambahan Dukungan Spesial
6
Forum LKS Jakarta Apresiasi Bantuan 1.300 Paket Sembako dari Jokowi
Pemerintahan
10 jam yang lalu
Forum LKS Jakarta Apresiasi Bantuan 1.300 Paket Sembako dari Jokowi
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Pengamat Universitas Al Azhar Soroti Lemahnya Pemkab Batang Hadapi Pedagang 'Durian Celeng'

Pengamat Universitas Al Azhar Soroti Lemahnya Pemkab Batang Hadapi Pedagang Durian Celeng
Pengamat dari Universitas Al Azhar sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin. (Foto: istimewa)
Jum'at, 10 Maret 2023 08:03 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy

JAKARTA - Pengamat dari Universitas Al Azhar sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin turut menyoroti fenomena pedagang nakal yang menjual 'Durian Celeng' di kawasan Exit Tol Kandeman, Batang, Jawa Tengah.

Menurut Ujang, Pemerintah Kabupaten Batang terkesan lembek dan tidak berani memberikan sanksi tegas kepada para pedagang nakal tersebut. "Jika kasus ini dibiarkan dan menjadi isu nasional, tentu yang rugi bukan cuma Pemerintah Kabupaten Batang, tapi juga akan menimbulkan image jelek terhadap Provinsi Jawa Tengah," ujar Ujang kepada GoNews.co, Jumat (10/3/2023).

Ujang berpendapat, sikap lembek dari pemerintah Kabupaten Batang, juga akan berakibat kepada munculnya pedagang-pedagang nakal lainnya. "Kalau ada pembiaran semacam ini, tentu akan menimbulkan persoalan baru. Bisa saja nanti akan muncul pedagang-pedagang nakal lain dengan modus jualan barang berbeda. Jangan sepele ini masalah serius, karena sudah menimbulkan banyak korban dan sangat merugikan masyarakat sebagai pembeli," tandasnya.

Untuk itu kata Ujang, Pemda Batang melalui Dinas terkait dituntut untuk bersikap tegas guna memberikan efek jera kepada para pedagang nakal tersebut. "Pj Bupati Batang harus segera menginstruksikan bawahanya, dalam hal ini para kepala dinas terkait, baik Satpol PP dan lainnya, kemudian berkoordinasilah dengan pihak Kepolisian untuk segera menertibkan praktik 'Durian Celeng' ini," tegasnya.

GoNews Penampakan Durian Celeng di Ka
Penampakan Durian Celeng di Kandeman. (foto: GoNews.c0

Terlebih lagi kata Ujang, Batang saat ini menjadi sorotan nasional bahkan internasional dengan adanya Kawasan Industri Terpadu (KIT) yang sudah diresmikan Presiden Joko Widodo. "Informasi yang saya dengar, ada sejumlah tamu misalnya dari DPR RI yang menjadi korban, jangan sampai nanti ada tamu dari luar negeri yang kebetulan bekerja di kawasan KITB menjadi korban berikutnya, bukan cuma Batang atau Jateng saja, nama baik negara kita juga jadi taruhan," paparnya.

Kasus penipuan 'Durian Celeng' ini masih marak di kawasan Pantura Batang, Jawa Tengah. Penipuan ini dilakukan oleh sejumlah pedagang yang menjual durian mentah atau durian busuk. Beberapa waktu yang lalu, video yang memperlihatkan seorang warga Sragen, Jawa Tengah, yang menjadi korban 'durian celeng' pun viral di media sosial.

Fenomena 'Durian Celeng' ini juga sering menjadi bahan perbincangan masyarakat baik di tongkrongan, warkop maupun media sosial. Mulai dari segi harga sampai dengan rasa dan kualitasnya. Maraknya Durian Celeng tersebut juga dianggap mencoreng nama baik Kabupaten Batang sendiri.

Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Batang Hj. Junaenah mengaku sedih dan perihatin. "Sedih dan perihatin, karena fenomena ini sudah tentu mencoreng nama baik Kabupaten Batang. Saya mengimbau kepada para ibu-ibu maupun bapak-bapak pedagang, carilah rezeki dengan cara yang baik. Berdaganglah yang umum saja jangan berbuat curang," ujar Hj. Junaenah kepada GoNews.co, Kamis (09/3/2023).

GoNews Pedagang durian celeng di lamp
Pedagang durian celeng di lampu merah Exit Tol Kandeman. (Foto: GoNews.co)

Politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu juga berharap agar para pedagang segera bertobat. "Ingat dosa, jangan curang. Kasihan pembeli yang sudah membelanjakan uangnya untuk membeli durian, mereka ini sudah berharap agar durian yang dibeli bisa dimakan ddengan keluarga, tapi ternyata sesampainya di rumah tidak bisa dimakan kan kasihan," tegasnya.

Untuk kata Dia, Pemda Batang dalam hal ini dinas terkait, diminta untuk segera memberikan edukasi. "Kita minta segera kumpulkan para pedagang, aparatur desa di wilayah tersebut, berikan mereka masukan agar segera sadar. Seandainya dibalik yang jadi pembeli itu para pedagang rasanya bagaimana? Berdaganglah yang benar jangan membuat orang lain merugi," paparnya.

Istilah 'Durian Celeng', muncul saat para sopir dan masyarakat membeli durian di kawasan Exit Tol Kandeman Batang. Durian yang dijual para pedagang, biasanya sudah diikat dengan jumlah tertentu yang dibanderol dengan harga Rp50 ribu-Rp100 ribu. Namun sayangnya, durian-durian tersebut kebanyakan tidak bisa dikonsumsi, mulai dari buah yang busuk, tidak manis, hingga buah yang tidak berisi.

Celeng sendiri dalam bahasa Jawa artinya adalah babi hutan atau babi liar. Kata Celeng adalah bentuk umpatan warga yang merasakan kekecewaan luarbiasa. "Celeng itukan babi ya mas, jadi kalau kita emosi yang berlebihan, biasanya akan mengumpat dengan istilah celeng," ujar salahsatu sesepuh di Batang. "Jadi ketika ada orang bilang 'Durian Celeng', artinya dia kecewa membeli buah durian itu," jelasnya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/