Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
Olahraga
20 jam yang lalu
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
2
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Umum
20 jam yang lalu
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
3
Senator Dailami Ingin Pemprov DKI Segera Bangun RSUD Tipe B di Kepulauan Seribu
DPD RI
19 jam yang lalu
Senator Dailami Ingin Pemprov DKI Segera Bangun RSUD Tipe B di Kepulauan Seribu
4
Srikandi PLN dan Bhayangkari, Berbagi Cahaya Pengetahuan Listrik untuk Masyarakat
Pemerintahan
19 jam yang lalu
Srikandi PLN dan Bhayangkari, Berbagi Cahaya Pengetahuan Listrik untuk Masyarakat
5
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
Olahraga
20 jam yang lalu
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
6
Cadenazzi Optimistis Borneo FC Catat Hasil Positif
Olahraga
20 jam yang lalu
Cadenazzi Optimistis Borneo FC Catat Hasil Positif
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Minyakita Langka di Batang, Pedagang Gorengan Pasrah

Minyakita Langka di Batang, Pedagang Gorengan Pasrah
Ilustrasi pedagang gorengan. (Foto: Kompas)
Selasa, 07 Februari 2023 16:20 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy

BATANG - Terhentinya pasokan minyak goreng bersubsidi Miyakita di pasar-pasar tradisional, membuat pedagang gorengan mengaku pasrah. Pasalnya, mereka harus kembali membeli minyak goreng curah yang harganya lebih mahal dan kualitasnya pun kurang baik, dibandingkan dengan minyak goreng bersubsidi yang lebih jernih.

Para pedagang gorengan dan masyarakat umum pun makin mengeluh karena selain pasokan yang terhenti, harga Minyakita di pasaran pun mulai ikut merangkak naik, dari semula Rp14.000 menjadi Rp14.500 per liter.

Pedagang gorengan, Wilastri mengatakan sejak minyak goreng bersubsidi Langka di pasar, terpaksa kembali membeli minyak goreng curah. "Kalau Minyakita dulu lebih murah, cuma Rp14 ribu sekarang terpaksa beli yang curah Rp17 ribu," ujarnya saat ditemui di kompleks Pasar Kabupaten Batang, Senin (6/2/2023).

Ia mengakui meski harga minyak goreng naik, namun harga jual gorengan tak ikut dinaikkan. "Harga gorengan ya tetap, 1 buah tempe goreng Rp1.000," tuturnya.

Salah satu konsumen sekaligus pedagang toko kelontong, Aminah mengaku harga gorengan masih sama, tidak mengalami kenaikan. Meski demikian ia tetap menyayangkan kelangkaan minyak goreng bersubsidi Minyakita karena banyak konsumen yang kecewa.

"Saya kan juga jualan minyak goreng di warung rumah. Kemarin jualnya ya Minyakita Rp14 ribu, tapi karena sekarang langka terpaksa jual minyak goreng kemasan, harganya Rp18 ribu," jelasnya.

Ia mengharapkan, pemerintah segera turun tangan, supaya harga minyak goreng bersubsidi kembali normal dan stok tercukupi, sehingga masyarakat dapat membeli sesuai kemampuan ekonominya.

Sementara itu, Kabid Perdagangan Disperindagkop dan UKM Batang, Endang Rahmawati menerangkan, kebutuhan minyak goreng untuk masyarakat Kabupaten Batang jika memperhatikan perhitungannya mencapai 0,036 liter per hari. "Jadi dengan jumlah penduduk Kabupaten Batang 801.718 jiwa, maka kebutuhan minyak goreng mencapai Rp28 ribu liter per harinya,” terangnya.

Ia menambahkan, pasokan minyak goreng kemasan dan curah di Kabupaten Batang saat ini sebenarnya mencukupi kebutuhan masyarakat, yakni 28 ribu liter. "Hanya saja masyarakat lebih memilih minyak goreng bersubsidi karena harganya yang lebih efisien. Sebenarnya kalau mereka belinya minyak goreng kemasan stok pasti mencukupi,” ujar dia.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/