Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
PSIS Kantongi Licensing AFC Challenge League Dan BRI Liga 1
Olahraga
21 jam yang lalu
PSIS Kantongi Licensing AFC Challenge League Dan BRI Liga 1
2
Heru Budi Hartono Tinjau Lokasi Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung
Pemerintahan
21 jam yang lalu
Heru Budi Hartono Tinjau Lokasi Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung
3
Senator Dailami Sesalkan Pengelola Minimarket Memukul Bukan Merangkul Jukir
DKI Jakarta
21 jam yang lalu
Senator Dailami Sesalkan Pengelola Minimarket Memukul Bukan Merangkul Jukir
4
Musisi dan Wartawan yang Tergabung di PSKI Sukses Gelar Halalbihalal
Umum
18 jam yang lalu
Musisi dan Wartawan yang Tergabung di PSKI Sukses Gelar Halalbihalal
5
Avril Lavigne Anggap Teori Konspirasi Tentangnya Sebagai Bukti Awet Muda
Umum
16 jam yang lalu
Avril Lavigne Anggap Teori Konspirasi Tentangnya Sebagai Bukti Awet Muda
6
Arema FC Gandeng Apparel Nasional Musim Depan
Olahraga
21 jam yang lalu
Arema FC Gandeng Apparel Nasional Musim Depan
Home  /  Berita  /  Umum

Wah Parah Nih, Harga Tomat Anjlok dari Rp4.000 Jadi Rp600 Perkilo

Wah Parah Nih, Harga Tomat Anjlok dari Rp4.000 Jadi Rp600 Perkilo
Ilustrasi pedagang tomat. (Foto: istimewa)
Senin, 23 Januari 2023 21:46 WIB

JAKARTA - Harga tomat di tingkat petani mengalami penurunan yang sangat parah. Biasanya harga tomat di tingkat petani dihargai Rp 4.000 per kilogram (kg). Namun di awal tahun ini bertepatan saat panen, 1 kg tomat cuma dihargai Rp 600.

Pudin, petani tomat di Desa Hanakau, Kecamatan Sukau Kabupaten Lampung Barat, mengatakan bahwa petani sangat kesal sebab saat ini harga tomat anjlok, hanya berkisar Rp 600 sampai Rp 800 per kg.

"Pasarannya lagi sepi, peminatnya kurang, sedangkan yang panen banyak, sekarang harga hanya Rp 800, enggak ketutupan sama modal," kata dia dikutip dari Antara, Senin (23/1/2023).

Penurnan harga tomat ini tidak terkira. Pasalnya, harga standar tomat bulan lalu berkisar Rp 4.000 per kg. Dengan saat ini di harga Rp 600 per kg, maka tak heran jika para petani tersebut sangat marah. Padahal ongkos produksi sangat jauh di atas harga saat ini.

Menurut Pudin, dalam sekali panen petani bisa menghasilkan 400 hingga 500 kotak tergantung luas lahan tanam. Dalam satu kotak saat akan menjual, bisa mencapai 50 kg dan dengan masa tanam selama 80 hari.

Dia mengatakan, bahwa tomat yang telah dipanen biasanya dijual keluar daerah seperti ke Padang. "Tahun-tahun yang lalu kami menjual tomat keluar daerah, namun sekarang dengan harga anjlok ini enggak bisa, enggak kebayaran ongkosnya," katanya.

Akibat harga tomat yang anjlok ini, kata dia, memang setiap tahun terjadi dan untuk mengantisipasi dampak kerugiannya yang lebih besar, para petani juga menanam jenis sayuran lain. "Karena memang dari dulu juga sering terjadi seperti ini makanya kami menanam sayuran lainnya juga untuk mengantisipasi kerugian yang lebih banyak," ujarnya.

Pudin berharap, agar pemerintah turun langsung menstabilkan harga tomat tersebut. "Harapan kita tentu agar harga tomat bisa naik lagi, bisa stabil agar para petani juga tidak merasa terbebani dengan harga pasar seperti sekarang ini," pungkasnya.

Sejumlah petani di Pekon (Desa) Hanakau, Kecamatan Sukau Kabupaten Lampung Barat, membuang ratusan kilogram buah tomat hasil panen ke jurang.

Dalam rekaman vidio amatir yang diterima, terlihat dua orang petani membuang satu peti tomat ke jurang. Kemudian terlihat sejumlah peti berisi tomat matang lainnya yang berada di mobil pick up. "Tomat murah enggak laku, lebih mahal kotaknya daripada buah tomat," ujar salah seorang petani yang ada dalam video tersebut.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:Umum, Ekonomi, Pemerintahan, DKI Jakarta, Lampung
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/