Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Rizky Akan Terus Jaga Performa Menuju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
24 jam yang lalu
Rizky Akan Terus Jaga Performa Menuju Olimpiade 2024 Paris
2
Kesit Budi Handoyo Siapkan Pakta Integritas untuk Kepengurusan PWI Jaya 2024-2029
Umum
22 jam yang lalu
Kesit Budi Handoyo Siapkan Pakta Integritas untuk Kepengurusan PWI Jaya 2024-2029
3
Dewi Sandra Soroti Pentingnya Produk Halal di Brave Beauty Summit Qatar
Umum
22 jam yang lalu
Dewi Sandra Soroti Pentingnya Produk Halal di Brave Beauty Summit Qatar
4
Catherine Wilson Fokus pada Kesehatan dan Karier di Tengah Proses Perceraian
Umum
22 jam yang lalu
Catherine Wilson Fokus pada Kesehatan dan Karier di Tengah Proses Perceraian
5
Kembali Hadir Selepas Pandemi Covid-19, Titan Run 2024 Siap Manjakan Para Runner
Olahraga
20 jam yang lalu
Kembali Hadir Selepas Pandemi Covid-19, Titan Run 2024 Siap Manjakan Para Runner
6
Senator Dailami Sesalkan Pengelola Minimarket Memukul Bukan Merangkul Jukir
DKI Jakarta
3 jam yang lalu
Senator Dailami Sesalkan Pengelola Minimarket Memukul Bukan Merangkul Jukir
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Cak Imin: Pernyataan Bupati Meranti Jadikan Bahan Perbaikan, Jangan Dihajar Balik!

Cak Imin: Pernyataan Bupati Meranti Jadikan Bahan Perbaikan, Jangan Dihajar Balik!
Wakil Ketua DPR RI, Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. (Foto: Istimewa)
Selasa, 13 Desember 2022 21:43 WIB

JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian disebut telah menegur secara keras Bupati Meranti, Muhammad Adil buntut pernyataannya yang menyebut Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berisi iblis dan setan. Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendagri Suhajar Diantoro dalam keterangan tertulisnya, Selasa (13/12/2022).

Berbeda dengan Mendagri, Wakil Ketua DPR RI, Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin justeru membela Bupati Meranti Muhammad Adil. "Apa yang disampaikan Bupati Meranti hendaknya kita jadikan bahan perbaikan ke depan, jadikan kritik membangun melalui evaluasi terus menerus. Jangan dihajar balik ya," ujar Cak Imin dikutip GoNews.co dari akun twitternya, Selasa (13/12/2022).

Pembelaan serupa juga datang dari Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas. Ia meminta Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tak melihat kritik pedas dari Bupati Meranti Muhammad Adil terkait pembagian dana bagi hasil (DBH) sebagai pembangkangan. "Kata-kata pedas yang dikeluarkan Bupati Meranti kepada pihak Kemenkeu jangan dilihat sebagai sebuah 'pembangkangan'. Tapi jadikan sebagai dasar untuk mengoreksi sistem kerja Kemenkeu," kata Anwar dalam keterangan tertulisnya.

Anwar menilai Adil hanya ingin mengetahui mekanisme pembagian DBH yang diterima oleh Kabupaten Meranti. Ia memahami ketentuan pemberian DBH sudah ada, berdasarkan asumsi harga minyak. "Yang ingin diketahui oleh sang bupati, asumsi harga minyak yang mana yang dipergunakan untuk menentukan besaran dana bagi hasil bagi kabupaten Meranti. Apakah US$60, atau US$80 atau US$100 seperti yang disampaikan presiden?," ujarnya.

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia ini meminta pemerintah pusat dan daerah menjalin komunikasi yang transparan agar kejadian serupa tidak terulang lagi. Menurutnya, transparansi menjadi sebuah hal yang penting guna menciptakan kedamaian dan agar rakyat dapat hidup sejahtera. "Jadi memang ada beberapa pertanyaan yang mengganggu diri sang bupati, dan hal ini tentu sangat penting dia sampaikan karena salah satu tugasnya yaitu menyejahterakan rakyat. Sementara jumlah orang miskin di daerahnya termasuk terbanyak dan tertinggi se provinsi Riau," katanya.

Sebelumnya Bupati Meranti Muhammad Adil menyebut Kemenkeu berisi iblis dan setan. Pernyataan pedas itu ia sampaikan pada Direktur Perimbangan Keuangan Kemenkeu Lucky Alfirman saat koordinasi Pengelolaan Pendapatan Belanja Daerah di Pekanbaru, Kamis (9/12).

Adil awalnya kesal karena merasa tidak mendapat kejelasan terkait Dana Bagi Hasil (DBH) yang mestinya diterima daerahnya. Ia menilai Meranti seharusnya layak mendapat DBH dengan hitungan US$100 per barel.

Namun, pada tahun ini DBH yang diterima hanya Rp114 miliar dengan hitungan US$60/barel. Ia mendesak Kemenkeu agar DBH yang diterima menggunakan hitungan US$100 per barel pada 2023. Karena masalah itu, ia mengancam akan angkat senjata dan bergabung menjadi bagian Malaysia. Ia merasa pemerintah Indonesia tak mau adil dalam mengurusi wilayah dan rakyatnya.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta, Riau
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/