Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Syahrini Hamil Anak Pertamanya
Umum
24 jam yang lalu
Syahrini Hamil Anak Pertamanya
2
Jepang Kalahkan Tiongkok untuk Merebut Posisi Teratas Grup B
Olahraga
24 jam yang lalu
Jepang Kalahkan Tiongkok untuk Merebut Posisi Teratas Grup B
3
Dicintai Rakyat, Projo Sulsel: Pa Jokowi Jangan Pulang Kampung Dulu
Politik
21 jam yang lalu
Dicintai Rakyat, Projo Sulsel: Pa Jokowi Jangan Pulang Kampung Dulu
4
Stefano Cugurra Siapkan Cara Hentikan Da Silva-Ciro di Semifinal Leg Pertama
Olahraga
7 jam yang lalu
Stefano Cugurra Siapkan Cara Hentikan Da Silva-Ciro di Semifinal Leg Pertama
5
Nick Kuippers Bertekad Berikan Hasil Terbaik Untuk Bobotoh
Olahraga
7 jam yang lalu
Nick Kuippers Bertekad Berikan Hasil Terbaik Untuk Bobotoh
6
Pemain Persib Sambut Positif VAR Di Championship Series BRI Liga 1 2023/24
Olahraga
7 jam yang lalu
Pemain Persib Sambut Positif VAR Di Championship Series BRI Liga 1 2023/24
Home  /  Berita  /  DKI Jakarta

Lolos dari Pandemi, Industri Dalam Negeri Hadapi Tantangan Baru

Lolos dari Pandemi, Industri Dalam Negeri Hadapi Tantangan Baru
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat meninjau Pengembangan Kawasan Industri Berteknologi Tinggi di Kendal, Jawa Tengah, 23 Juli 2022. (foto: ist./dok.kemenko perekonomian)
Jum'at, 23 September 2022 19:17 WIB
JAKARTA - Peneliti Center of Industry, Trade and Investment dari INDEF Ahmad Heri Firdaus mengatakan kepada wartawan, Jumat (23/9/2022), setelah lolos dari pandemi kini dunia industri menghadapi tantangan baru untuk bertahan.

"Kenaikan harga BBM serta imbas dari konflik geopolitik dirasakan betul oleh dunia industri dan karenanya pemerintah bisa membantu mereka dengan cara memberikan stimulus, fasilitas maupun insentif, agar industri tetap berjalan. Bisa membuka lapangan kerja dan mendorong peningkatan investasi," kata Ahmad sebagaimana dikutip GoNEWS.co.

Baca Juga: Ekomon Optimis UU PDP Tumbuhkan Ekonomi Digital, Tapi Butuh Badan Pengawas Data 

Baca Juga: Pemerintah: Ekonomi Indonesia Terus Tumbuh 

Pertama, kata Ahmad, terkait kenaikan harga energi yang mengerek kenaikan harga transportasi. "BBM naik, inflasi tinggi, suku bunga acuan meningkat, artinya bunga kredit juga lebih tinggi, sehingga mengancam ekspansi; yang tadinya siap ekspansi menjadi tertunda."

Kenaikan harga transportasi dan juga sebagian bahan baku, kata Ahmad, juga makin memperberat ongkos produksi. Dikhawatirkan ada penyesuaian berupa pengurangan tenaga kerja.

Baca Juga: Terapkan PHK, Penjelasan Shopee Indonesia Singgung Ekonomi Dunia 

Baca Juga: Jokowi Senang Airlangga Maju Pilpres, Pengamat: Kinerja Ekonomi Jadi Alasan 

Namun, kata AHmad, pemerintah bisa membantu industri dengan cara memberikan stimulus maupun insentif. "Katakan diberikan fasilitasi dalam rangka industri sedang mengalami tekanan harus dibantu, katakan dalam biaya logistik, fasilitas ekspor, ekspor kan kapal mahal, diberikan diskon tarif listrik untuk jam tertentu, apapun yang bisa berdampak langsung terhadap industri," ungkap Ahmad Heri.

Sejauh ini kata dia, pemerintah hanya memberikan bantuan pada masyarakat terdampak sebagai kompensasi atas kenaikan BBM, namun belum pada industri.

Baca Juga: Masuki Endemi, Ekonomi Digital Diyakini Makin Kuat 

Baca Juga: Pembangunan Infrastruktur Dukung Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Pastikan Percepatan 

Lebih jauh, Ahmad mengatakan, keanggotaan Indonesia dalam sejumlah forum seperti G20, ASEAN maupun lainnya diharapkan bisa memperkuat kerjasama yang menguntungkan. "Kerjasama untuk aliran barang dan jasa yang lebih lancar, perlu dilakukan pertemuan dalam forum seperti kemarin itu. Negosiasi untuk menurunkan tarif non tarif, dan kerjasama investasi perdagangan yang menguntungkan saya rasa banyak," ucapnya.

Namun, lanjut Dia, ada tantangan baru, dimana sejumlah negara melakukan restriksi ekspor untuk menjaga stok mereka. "Harusnya, dalam forum seperti G20 ini bisa dibicarakan lebih jauh tentang global supply chain, dan diyakinkan bahwa bisa menjalin kerjasama tanpa restriksi," pungkasnya.

Baca Juga: Pertemuan Airlangga-Prabowo Dipastikan Bahas Politik Termutakhir 

Baca Juga: Koalisi Masih Cair, Pengamat Baca Potensi Duet Airlangga-Prabowo 

Terkait hal ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sempat menyampaikan bahwa kemampuan industri menjadi unsur utama bagi ketahanan ekonomi sebuah negara di masa pandemi. Industri akan mendorong penciptaan lapangan kerja dan memerlukan sektor perdagangan dalam distribusi, serta mendorong peningkatan investasi.

"Oleh karena itu, G20 harus mendorong upaya peningkatan di sektor industri, perdagangan dan untuk lebih menarik investasi. Ini merupakan seruan bagi negara-negara G20 untuk bekerja sama lebih baik lagi dalam memberikan dukungan yang diperlukan guna mendorong aspek-aspek industri dan perdagangan yang mengadopsi teknologi, khususnya di negara-negara berkembang," kata Menko Airlangga.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Ekonomi, Pemerintahan, Nasional, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/