Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
Umum
21 jam yang lalu
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
2
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
22 jam yang lalu
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
3
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
Olahraga
23 jam yang lalu
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
4
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
Olahraga
23 jam yang lalu
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
5
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Olahraga
22 jam yang lalu
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
6
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Umum
8 jam yang lalu
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Ponsel Wartawan Dirusak saat Liput Demo BBM, Polda Aceh: Itu Resiko Peliputan

Ponsel Wartawan Dirusak saat Liput Demo BBM, Polda Aceh: Itu Resiko Peliputan
Kabid Humas Polda Aceh Kombes Winardy. (Foto: Istimewa)
Kamis, 08 September 2022 14:30 WIB

JAKARTA - Kepolisian Daerah (Polda Aceh) menanggapi pengrusakan alat kerja berupa ponsel milik wartawan saat meliput aksi demo mahasiswa UIN Ar-Raniry terkait penolakan kenaikan harga BBM di depan gedung DPR Aceh, Rabu (7/9/2022) kemarin.

Mereka meminta agar tidak ada tuduhan sepihak bahwa pelakunya adalah anggota kepolisian. "Perusakan tersebut jangan langsung dituduhkan bahwa pelakunya adalah polisi, sebelum ada bukti yang jelas," kata Kabid Humas Polda Aceh Kombes Winardy, Kamis (8/9/2022).

Dia mengatakan saat itu demo mahasiswa berujung anarkis. Pengrusakan HP wartawan tersebut, klaim Winardy, bisa saja terjadi dan dilakukan siapa saja. "Itu juga merupakan salah satu risiko wartawan yang meliput kegiatan unjuk rasa anarkis," ujarnya.

Winardy menyebut saat aksi demo, dua mobil dinas polisi ikut dirusak. Kaca depan dan belakangnya hancur. "Namun itu adalah risiko saat pengamanan unjuk rasa anarkis," katanya.

Dia menyayangkan tuduhan sepihak terkait perusakan alat kerja jurnalis yang langsung dialamatkan kepada polisi yang tengah melakukan pengamanan. Bigitupun, pihaknya tetap akan mendalami dugaan itu.

"Intinya, dugaan itu tetap kami dalami. Namun, jangan langsung memvonis kalau itu ulah intel polisi. Apalagi sampai memframing seolah-olah polisi di lapangan kasar terhadap pers," pungkasnya.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:Peristiwa, Hukum, Pemerintahan, Aceh
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/