Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Tak Ada Insiden Saat Madura United FC Kembali Ke Hotel
Olahraga
7 jam yang lalu
Tak Ada Insiden Saat Madura United FC Kembali Ke Hotel
2
Dua Klub Pastikan Lolos Ke Babak Final Championship Series BRI Liga 1 2023/24
Olahraga
7 jam yang lalu
Dua Klub Pastikan Lolos Ke Babak Final Championship Series BRI Liga 1 2023/24
3
Borneo FC Kecewa Gagal Ke Final, Akui Permainan Tak Sesuai Harapan
Olahraga
6 jam yang lalu
Borneo FC Kecewa Gagal Ke Final, Akui Permainan Tak Sesuai Harapan
4
Jakpro Helat TIM Art Festival Mulai 30 Mei 2024
Umum
6 jam yang lalu
Jakpro Helat TIM Art Festival Mulai 30 Mei 2024
5
Pelatih Madura United Senang Strateginya Berjalan Baik
Olahraga
6 jam yang lalu
6
Arema FC Evaluasi Pemain Asing Dan Pulangkan Pemain Muda
Olahraga
6 jam yang lalu
Arema FC Evaluasi Pemain Asing Dan Pulangkan Pemain Muda
Home  /  Berita  /  Pemerintahan

Gara-gara Sambo, Kinerja Baik Polri Tangani Covid-19 Hancur Lebur

Gara-gara Sambo, Kinerja Baik Polri Tangani Covid-19 Hancur Lebur
Ilustrasi Kapolri Jenderal Listyo Sigit dan Ferdy Sambo. (Foto: Istimewa)
Minggu, 28 Agustus 2022 15:37 WIB

JAKARTA - Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menyebut kasus pembunuhan Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat (J) sangat memengaruhi kepercayaan masyarakat. Kinerja baik Polri dalam penanganan covid-19 langsung hancur karena pembunuhan yang diduga dilakukan mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo.

"Memang tren kepercayaan Polri itu naik drastis apalagi keberhasilan ketika covid-19 sampai Hari Bhayangkara, tetapi begitu ada kejadian Ferdy Sambo itu langsung nilainya kepercayaan publik itu terjun bebas," kata Komisioner Kompolnas Albertus Wahyurudhanto dalam acara Crosscheck by Medcom.id bertajuk 'Reformasi Tradisi 'Geng Orang Siapa' di Polri' pada Minggu, 28 Agustus 2022.


Wahyu mengatakan kepercayaan masyarakat terhadap Polri sebelum kejadian pembunuhan Brigadir J tinggi. Kepercayaan itu didapat dari upaya Polri menangani wabah covid-19 di Indonesia sampai Hari Bhayangkara.

Namun, upaya Polri dihancurkan seketika oleh Sambo. Drama Duren Tiga itu langsung membuat masyarakat tidak mempercayai Korps Bhayangkara. "Jadi, langsung kalau boleh dibilang turun sampai ke titik ada di paling bawah," ujar Wahyu.

Dia mengatakan penurunan kepercayaan masyarakat terhadap Polri karena kasus Sambo ini wajar. Pasalnya, kata dia, kepercayaan masyarakat terhadap Polri sangat dinamis. "Pada isu isu tertentu itu bisa langsung turun ketika Polri tidak membuat momentum untuk reborn maka akan menjadi masalah yang berkepanjangan," tutur Wahyu.

Polri harus bisa memanfaatkan setiap momentum untuk mengembalikan kepercayaan publik. Menurut Wahyu, kesempatan itu ada banyak. "Sebetulnya momentum untuk Polri itu selalu ada, hanya digunakan atau tidak momentum itu. Sekarang ini momentum itu harus digunakan jadi krisis ini diubah jadi opertuniti," ucap Wahyu.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menginstruksikan jajarannya untuk meraih kembali kepercayaan masyarakat yang mulai menurun sejak insiden pembunuhan Brigadir J. Yakni dengan cara menghindari berbagai pelanggaran yang dapat mencoreng citra Korps Bhayangkara.

"Ini terkait dengan masalah kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri dan ini menjadi pertaruhan bersama. Oleh karena itu, hal ini tentunya menjadi catatan penting dan saya minta untuk betul-betul bisa ditindaklanjuti," kata Sigit mengawali pengarahannya melalui video conference kepada seluruh jajaran Polri di Indonesia, Kamis, 18 Agustus 2022.

Dia menerangkan kepercayaan publik terhadap institusi Polri belakangan ini menurun drastis, terutama setelah munculnya peristiwa penembakan Brigadir J. Padahal, kata dia, sekitar bulan Desember 2021 medio Juli 2022, beberapa lembaga survei merilis meningkatnya tingkat kepercayaan publik terhadap Polri.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:Peristiwa, Hukum, Pemerintahan, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/