Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
Umum
23 jam yang lalu
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
2
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
24 jam yang lalu
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
3
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Olahraga
23 jam yang lalu
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
4
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Umum
9 jam yang lalu
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
5
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
Olahraga
9 jam yang lalu
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
6
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
Olahraga
9 jam yang lalu
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
Home  /  Berita  /  DPR RI

Antisipasi Guncangan Ekonomi, Pemerintah Diminta Perkuat Pendekatan Countercyclical

Antisipasi Guncangan Ekonomi, Pemerintah Diminta Perkuat Pendekatan Countercyclical
Diskusi pakar membahas ketahanan ekonomi nasional di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin, 22 Agustus 2022. (foto: ist.)
Senin, 22 Agustus 2022 20:23 WIB
JAKARTA - Ketua Fraksi PKB DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal dalam diskusi bersama pakar yang berlangsung di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (22/8/2022) mengungkapkan, ketidakpastian situasi global memicu kekhawatiran banyak kalangan sehingga pemerintah diminta bersiap menghadapi berbagai potensi guncangan ekonomi dengan menguatkan pendekatan countercyclical yang berorientasi pada stabilisasi ekonomi.

"Perekonomian Indonesia di tahun 2023 masih menghadapi tantangan tingginya ketidakpastian dan peningkatan risiko global. Oleh karena itu perlu mekanisme fiskal yang tepat sehingga ketika terjadi goncangan ekonomi kita siap. Pendekatan countercyclical kami kira tepat karena berorientasi pada upaya untuk menstabilisasi iklim usaha yang ada," ujar Cucun sebagaimana dikutip GoNEWS.co dari keterangan resmi.

Hadir dalam diskusi tersebut sejumlah narasumber seperti Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu, Direktur Eksekutif Indef DR Tauhid Ahmad, dan Pengamat Ekonomi Faisal H Basri. Hadir dalam kesempatan itu anggota DPR Fraksi PKB seperti Fathan Subchi, Nasim Khan, Ela Siti Maryamah, dan Ratna Juwita. Selain itu hadir juga beberapa anggota Fraksi lain seperti Ketua Fraksi PPP Amir Uskara dan para pemerhati isu ekonomi lainnya.

Cucun mengatakan, ketidakpastian situasi global merupakan tantangan nyata bagi pemulihan ekonomi Indonesia setelah dua tahun dihantam pandemi Covid-19. Bahkan IMF telah menyematkan istilah 'gelap signifikan' dalam proyeksi ekonomi global di tahun 2023. "Situasi ini mengerek laju inflasi global sehingga meningkatkan angka kemiskinan dan memperluas bencana kelaparan," katanya.

Dalam konteks Indonesia, kata Cucun perekonomian nasional menghadapi tantangan berat karena potensi adanya stagflasi yang disebabkan oleh lonjakan inflasi global akibat supply disruption dan perlambatan perekonomian sebagai dampak tensi geopolitik. Selain itu adanya ancaman arus modal keluar karena meningkatnya cost of fund dengan adanya kenaikan suku bunga global. "Potensi guncangan ekonomi sangat besar, oleh karena itu pemerintah perlu menyiapkan strategi khusus agar mampu melakukan stabilisasi saat goncangan terjadi," katanya.

Dalam menjalankan fungsi stabilisasi, lanjut Cucun pemerintah dapat memperbesar mekanisme automatic stabilizer untuk berperan dalam melakukan stabilisasi perekonomian. Dengan mekanisme automatic stabilizer, pemerintah dapat mengelola APBN lebih fleksibel dengan menyiapkan insentif pajak dan bantuan sosial adaptif sebagai bantalan sosial jika guncangan. "Besarnya insentif pajak dan bantuan sosial adaptif akan disesuaikan dengan dalamnya guncangan terhadap perekonomian," katanya.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Febrio Nathan Kacaribu mengatakan pemerintah relatif siap menghadapi potensi goncangan ekonomi akibat ketidakpastian global. Beberapa indikator ekonomi cukup aman seperti angka defisit yang relatif rendah, cadangan devisa yang stabil, nilai tukar rupiah yang relative stabil hingga pengelolaan utang yang cukup prudent. "Kita juga menikmati berkah komoditas yang memberikan kontribusi besar bagi pendapatan negara," katanya.

Sementara itu Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia Faisal Basri menilai perekonomian Indonesia masih cukup riskan dalam menghadapi potensi guncangan ekonomi akibat ketidakpastian global. Menurutnya besaran APBN 2023 yang mencapai hampir 3.000 triliun bukanlah indikator capaian prestasi. "Apalagi jika dilihat dari alokasi anggaran yang didominasi pengeluaran untuk membayar beban biaya bunga utang yang harus ditanggung oleh pemerintah," ujarnya.

Faisal mengatakan dalam postur APBN 2023 belanja modal hanya ada di urutan keempat. Sedangkan yang menduduki posisi kedua dan ketiga adalah belanja barang serta belanja pegawai. "Situasi ini menunjukkan jika performa ekonomi kita tidak bagus-bagus amat. Bahkan performa ekonomi di Indonesia relative buruk. Hanya berada di urutan 122 di dunia," katanya.

Hilirasasi yang dibanggakan pemerintah, kata Faisal hanya memberi nilai tambah kepada China. Dia mencontohkan nikel Indonesia hanya dihargai US30 dolar oleh China, padahal di dalam negeri China harus membelinya sebesar US80 dolar. "Selain angka investasi terus menurun padahal sudah Menteri Investasi ada Menko Investasi tetapi tidak memberikan kontribusi signifikan. Kalo invenstasi membaik kenapa pendapatan pajak kita tidak naik. Tax ratio kita termasuk buruk dibandingkan dengan negara lain," katanya.

Sementara Tauhid Ahmad mengatakan bom komoditas yang dinikmati tahun ini tahun depan berpotensi menurun. Situasi ini harus diantisipasi karena memberikan ancaman nyata terhadap pendapatan negara. "Tahun depan inflansi menurun karena permintaan menurun juga menurun. Situasi ini berbahaya bagi APBN kita sehingga harus diantisipasi," katanya.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Nasional, DPR RI, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/