Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Munir Arysad Minta Rekrutmen PJLP dan TA Prioritaskan Warga Jakarta
Pemerintahan
12 jam yang lalu
Munir Arysad Minta Rekrutmen PJLP dan TA Prioritaskan Warga Jakarta
2
5 Rekomendasi Sepatu Puma di Blibli
Umum
20 jam yang lalu
5 Rekomendasi Sepatu Puma di Blibli
3
Komisi B DPRD DKI Bahas Pra RKPD Tahun 2025
Umum
12 jam yang lalu
Komisi B DPRD DKI Bahas Pra RKPD Tahun 2025
4
Rosan: Olimpiade Paris Diharap jadi Penentu Sukses 3 Target Utama Angkat Besi
Olahraga
8 jam yang lalu
Rosan: Olimpiade Paris Diharap jadi Penentu Sukses 3 Target Utama Angkat Besi
5
Milly Alcock Siap Beraksi dalam Film Baru Supergirl
Umum
8 jam yang lalu
Milly Alcock Siap Beraksi dalam Film Baru Supergirl
6
Sarwendah Layangkan Somasi, Geram Difitnah Punya Hubungan Khusus dengan Bertrand Peto
Umum
7 jam yang lalu
Sarwendah Layangkan Somasi, Geram Difitnah Punya Hubungan Khusus dengan Bertrand Peto
Home  /  Berita  /  Ekonomi

Ekonom: Indonesia Aman tapi Waspadai Laju Inflasi

Ekonom: Indonesia Aman tapi Waspadai Laju Inflasi
Ilustrasi inflasi. (gambar: ist./reuters)
Senin, 01 Agustus 2022 18:58 WIB
JAKARTA - Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman dalam suatu pernyataannya, Senin (1/8/2022) mengungkapkan, perekonomian Indonesia masih ditopang konsumsi dalam negeri yang kuat sehingga berbagai tantangan eksternal termasuk pelambatan ekonomi negara maju bisa tidak terlalu berdampak bagi Indonesia.

"Indonesia ekonominya cenderung tidak terlalu open. Sekitar 50% lebih ekonomi indonesia ditopang konsumsi dalam negeri. Jadi dampaknya harusnya tidak signifikan ya. Ditambah, permintaan batu bara tetap kuat ya walau China melambat. Karena permintaan eropa naik di tengah penurunan impor energi dari Rusia," kata pria yang akrab disapa Oce ini sebagaimana dikutip GoNEWS.co.

Meski begitu, kata Oce, laju inflasi dalam negeri patut dikhawatirkan. BPS melaporkan, laju inflasi domestik bulan lalu adalah 0,64% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm), lebih tinggi dibandingkan Juni 2022 yang sebesar 0,61%. Namun secara tahunan (year-on-year/yoy), laju inflasi ter akselerasi. Inflasi Juli 2022 tercatat 4,94% yoy, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang 4,35% sekaligus jadi yang tertinggi sejak Oktober 2015.

Ada tiga faktor yang mempengaruhi inflasi, yaitu harga bahan pokok, transportasi dan konsumsi rumah tangga seperti listrik dan bahan bakar.

"Lebih lanjut kami masih memprediksikan inflasi akan terus naik secara substansi maupun mendasar pada semester ke 2 tahun 2022. Ini lebih disebabkan meningkatnya permintaan (demand-pull inflation) menyusul dari pelonggaran PPKM yang membuat masyarakat lebih leluasa bergerak dan kecepatan uang berputar," kata Oce.

Meski trend inflasi diperkirakan akan terus naik, namun pihaknya optimis inflasi akan berada pada 4,60% di akhir tahun, sedikit diatas kisaran Bank Indonesia yaitu 3%+1.

Oce berpendapatan kondisi perekonomian Indonesia masih akan baik. Apalagi jika dibandingkan dengan awal Pandemi "Saya rasa tidak akan separah ketika pandemi Covid-19. Karena walau melemah namun perbaikan demand tetap ada," tandas Oce.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Indonesia saat ini tengah menghadapi berbagai tantangan eksternal yang dapat mempengaruhi perekonomian nasional. Mulai dari pandemi yang belum selesai, perang Rusia-Ukraina dan juga pelambatan ekonomi negara maju yaitu Amerika Serikat dan China.

"AS, China, Eropa adalah negara-negara tujuan ekspor Indonesia. Jadi, kalau mereka melemah, permintaan ekspor turun dan harga komoditas turun," kata Sri Mulyani.

Berdasarkan data BPS, nilai ekspor Indonesia Januariā€“Juni 2022 mencapai US$141,07 miliar atau naik 37,11 persen dibanding periode yang sama tahun 2021. Sementara ekspor nonmigas mencapai US$133,31 miliar atau naik 37,33 persen.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Ekonomi, Nasional, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/