Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kadek Agung Sedih Bali United Kebobolan Di Menit Akhir
Olahraga
15 jam yang lalu
Kadek Agung Sedih Bali United Kebobolan Di Menit Akhir
2
Madura United Persembahkan Kemenangan Untuk Suporter
Olahraga
14 jam yang lalu
Madura United Persembahkan Kemenangan Untuk Suporter
3
Riski Afrisal Langsung Fokus Penuh Untuk Laga Leg Kedua
Olahraga
14 jam yang lalu
Riski Afrisal Langsung Fokus Penuh Untuk Laga Leg Kedua
4
Ezra Walian Bertekad Sudahi Puasa Juara Persib Bandung
Olahraga
15 jam yang lalu
Ezra Walian Bertekad Sudahi Puasa Juara Persib Bandung
5
Borneo FC Sudah Tampilkan Yang Terbaik, Angga Saputro: Masih Ada Peluang
Olahraga
13 jam yang lalu
Borneo FC Sudah Tampilkan Yang Terbaik, Angga Saputro: Masih Ada Peluang
6
PSSI Terima Kasih pada Suporter Yang Dukung Timnas Indonesia
Olahraga
11 jam yang lalu
PSSI Terima Kasih pada Suporter Yang Dukung Timnas Indonesia
Home  /  Berita  /  Pemerintahan

Pemerintah Temui Gubernur JBIC, Energy Watch: Pemerintah Serius dalam Transisi Energi

Pemerintah Temui Gubernur JBIC, Energy Watch: Pemerintah Serius dalam Transisi Energi
Ilustrasi pembangkit panas bumi. (foto: ist.)
Selasa, 26 Juli 2022 19:41 WIB
JAKARTA - Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan dalam suatu pernyataannya, Selasa (26/7/2022) menyatakan, pihaknya berharap pertemuan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Gubernur Japan Bank for International Cooperation (JBIC) Nobumitsu Hayashi di Jepang, kemarin, mampu membawa investasi di bidang energi baru dan terbarukan (EBT).

"Karena bagaimana pun Indonesia tidak bisa berjalan sendiri tanpa dukungan dari negara lain ataupun investasi dari negara lain," kata Mamit kepada GoNEWS.co di Jakarta.

Baca Juga: JBIC Jadikan Indonesia Prioritas Utama, Menko Airlangga: Tertarik Masuk ke Sektor Kesehatan dan Pangan 

Baca Juga: Gadis Jepang Ini Memilih Peran Film Dewasa setelah Sukses di Tiktok 

Sebelumnya, usai kunjungan ke Jepang itu Menko Airlangga mengatakan, JBIC memiliki spesialisasi yang salah satunya adalah pembiayaan di sektor energi.

"Beberapa proyek infrastruktur utama seperti Pembangkit Listrik Tanjung Jati-B, Jawa 1 dan pembangkit panas bumi Sarula dan Muara Laboh, serta proyek LNG Tangguh, menyediakan sumber energi yang sangat dibutuhkan dalam pembangunan ekonomi Indonesia," terang Menko Airlangga.

Baca Juga: Digital Sektor Manufaktur Naik Dua Kali Lipat, Mukhtarudin: Kepercayaan Investor Masih Tinggi 

Baca Juga: Energi Watch: G20 Momentum Dukungan Optimalisasi EBT Nasional dan Akselerasi Kendaraan Listrik 

Pemerintah Indonesia, berkomitmen untuk mencapai target pencapaian Net Zero Emission (NZE) di 2060. Untuk itu pemerintah melakukan sejumlah terobosan transisi energi yang lebih bersih dan juga berkelanjutan.

Menurut Mamit, meski saat ini Rancangan Undang-Undang tentang Energi Baru dan Terbarukan (RUU EBT) masih belum disahkan. Kunjungan Airlangga ke Jepang bisa membuktikan keseriusan pemerintah dalam transisi konsumsi energi fosil ke energi baru terbarukan (EBT). Mamit berharap kunjungan tersebut membuka peluang kerjasama di bidang nuklir, pengembangan panel surya, panas bumi, ataupun tenaga angin.

Baca Juga: Legislator Indonesia Dorong Komitmen Besar Negara Peserta IPU dalam Transisi Energi Dunia 

Baca Juga: Pemerintah: Hidrogen Dorong Transisi Energi Indonesia 

"Meskipun misalnya saat ini kita masih menunggu UU EBT. Meskipun ini masih dalam persiapan, tapi paling tidak bagaimana kita bisa mengundang dan meyakinkan investor bahwa dalam proses ini Indonesia sangat menyambut baik," lanjutnya.

Kendati menggaet investor itu penting, Mamit menekankan kerjasama Indonesia dengan negara manapun sejauh Indonesia harus memastikan Indonesia tidak hanya menjadi pemasok bahan baku dan menjadi konsumen agar tak dirugikan karena menjual bahan baku dengan harga murah dan membeli barang jadi dengan harga lebih mahal.

Baca Juga: Soal Investasi Transisi Energi, Presiden Pastikan Atasi Hambatan Politis bagi PLN dan Pertamina 

Baca Juga: DEN Paparkan Transisi Energi Indonesia di KTT Iklim Gagasan AS 

"Dengan adanya investor ini kita bisa menjadi produsen dan juga memberikan kontribusi lebih. Sehingga multiplier effect (efek ganda) dari EBT ini benar-benar terlihat. Karena selama ini kalau misal kita kerjasama dengan China lebih banyak investasi di bahan baku. Kirim ke sana untuk diolah, terus dijual lagi ke Indonesia," tegasnya.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Ekonomi, Pemerintahan, Nasional, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/