Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Umum
16 jam yang lalu
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
2
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
Olahraga
15 jam yang lalu
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
3
Senator Dailami Ingin Pemprov DKI Segera Bangun RSUD Tipe B di Kepulauan Seribu
DPD RI
14 jam yang lalu
Senator Dailami Ingin Pemprov DKI Segera Bangun RSUD Tipe B di Kepulauan Seribu
4
Srikandi PLN dan Bhayangkari, Berbagi Cahaya Pengetahuan Listrik untuk Masyarakat
Pemerintahan
14 jam yang lalu
Srikandi PLN dan Bhayangkari, Berbagi Cahaya Pengetahuan Listrik untuk Masyarakat
5
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
Olahraga
15 jam yang lalu
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
6
Cadenazzi Optimistis Borneo FC Catat Hasil Positif
Olahraga
15 jam yang lalu
Cadenazzi Optimistis Borneo FC Catat Hasil Positif
Home  /  Berita  /  Nasional

Presidensi G20 Didorong pada Pemulihan dampak Pandemi dan Perdamaian Ukraina-Rusia

Presidensi G20 Didorong pada Pemulihan dampak Pandemi dan Perdamaian Ukraina-Rusia
Analis Filipina dari LIPI Adriana Elisabeth. (foto: ist.)
Sabtu, 28 Mei 2022 12:38 WIB
JAKARTA - Analis Politik Internasional dan Resolusi Konflik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Adriana Elisabeth mengatakan kepada wartawan, Sabtu (28/5/2022), bahwa langkah pemerintah Indonesia untuk menjaga soliditas diantara negara-negara G20 sudah tepat.

"Apalagi banyak pihak berharap G20 dapat memberikan solusi bagi persoalan yang tengah di hadapi dunia," kata Adriana sebagaimana dikutip GoNEWS.co di Jakarta.

Sebagai pemegang Presidensi 2022, kata Adriana, Indonesia harus meningkatkan soliditas negara-negara dalam forum tersebut supaya berkomitmen menciptakan stabilitas keamanan, ekonomi dan politik.

"Presidensi Indonesia sangat terdampak dengan konflik Russia-Ukraina. Namun isu-isu dalam G20 masih relevan untuk dibahas dan dicari solusinya secara bersama," kata Adriana.

Ia mengatakan, 20 negara dalam grup tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jika seluruhnya bekerjasama akan sangat berpengaruh terhadap dunia.

"Setiap negara memiliki kemampuan berbeda yang perlu kerjasama untuk saling melengkapi," jelasnya.

Meskipun G20 tidak memiliki ikatan secara hukum atau non-legally binding, lanjut dia, tetapi dapat bekerja bersama-sama dengan didasarkan pada komitmen atau konsensus bersama. Untuk itu, Indonesia mesti mendorong lahirnya sebuah konsensus untuk G20 memulihkan atas dampak pandemi covid-19 dan menyudahi konflik Rusia-Ukraina.

"G20 dibawah Presidensi Indonesia perlu merancang tata kelola ekononomi global yang adil dan merata. Sehingga no one left behind dalam hal keuntungan ekonomi sesuai dengan potensi dan kemampuan ekonomi setiap negara," pungkasnya.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Nasional, Internasional, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/