Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kadek Agung Sedih Bali United Kebobolan Di Menit Akhir
Olahraga
22 jam yang lalu
Kadek Agung Sedih Bali United Kebobolan Di Menit Akhir
2
Madura United Persembahkan Kemenangan Untuk Suporter
Olahraga
22 jam yang lalu
Madura United Persembahkan Kemenangan Untuk Suporter
3
PSSI Terima Kasih pada Suporter Yang Dukung Timnas Indonesia
Olahraga
19 jam yang lalu
PSSI Terima Kasih pada Suporter Yang Dukung Timnas Indonesia
4
Riski Afrisal Langsung Fokus Penuh Untuk Laga Leg Kedua
Olahraga
22 jam yang lalu
Riski Afrisal Langsung Fokus Penuh Untuk Laga Leg Kedua
5
Rizky Akan Terus Jaga Performa Menuju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
18 jam yang lalu
Rizky Akan Terus Jaga Performa Menuju Olimpiade 2024 Paris
6
Borneo FC Sudah Tampilkan Yang Terbaik, Angga Saputro: Masih Ada Peluang
Olahraga
21 jam yang lalu
Borneo FC Sudah Tampilkan Yang Terbaik, Angga Saputro: Masih Ada Peluang
Home  /  Berita  /  Politik

Pengamat: 2024 Jalan Terjal bagi PKB

Pengamat: 2024 Jalan Terjal bagi PKB
Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. (Foto: Istimewa)
Kamis, 05 Mei 2022 18:33 WIB
JAKARTA - Pemilu 2024 diprediksi akan menjadi jalan terjal bagi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan berpotensi dicueki oleh mitra koalisinya akibat isu tunda pemilu yang dihembuskan oleh Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

Direktur Pusat Riset Politik, Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam mengatakan, Cak Imin selaku Ketua Umum PKB mulai kehilangan pamor pasca Nahdlatul Ulama (NU) secara terang-terangan tidak akan berafiliasi kepada PKB. Bahkan, NU justru nampak terlihat lebih mesra dengan PPP pimpinan Suharso Monoarfa.

"Terlebih lagi usulan tiga periode yang coba digembar-gemborkannya justru tidak didukung oleh publik, dan justru berseberangan dengan pemilih rasional yang nyata-nyata menolak usulan Cak Imin tersebut," ujar Saiful, Kamis (5/5/2022).

Sehingga menurut Saiful, Pemilu 2024 akan menjadi perjalanan terjal bagi PKB, karena selain NU sudah tidak lagi mesra, juga isu perpanjangan jabatan Presiden Joko Widodo dan penundaan pemilu akan terus menggerus suara PKB.

"Di mana hal tersebut sangat bertolak belakang dengan harapan publik. Bukan tidak mungkin suara PKB akan dikalahkan oleh suara PPP kalau PKB tidak mampu mengelola psikologis pemilih utamanya yang berasal dari Nahdliyin," katanya.

Menurut Saiful, PPP nampak lebih lembut memainkan pendekatan yang lebih baik, dan tidak cenderung menyerukan isu-isu yang tidak populis bagi publik.

"Bukan tidak mungkin pula mitra koalisi makin mencueki PKB kalau isu-isu yang dihembuskan tidak mendapat dukungan publik," pungkas Saiful.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:Peristiwa, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/