Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Munir Arysad Minta Rekrutmen PJLP dan TA Prioritaskan Warga Jakarta
Pemerintahan
5 jam yang lalu
Munir Arysad Minta Rekrutmen PJLP dan TA Prioritaskan Warga Jakarta
2
5 Rekomendasi Sepatu Puma di Blibli
Umum
14 jam yang lalu
5 Rekomendasi Sepatu Puma di Blibli
3
Komisi B DPRD DKI Bahas Pra RKPD Tahun 2025
Umum
5 jam yang lalu
Komisi B DPRD DKI Bahas Pra RKPD Tahun 2025
4
Dinas Kebudayaan DKI Luncurkan Aplikasi SI-GAYA
Pemerintahan
4 jam yang lalu
Dinas Kebudayaan DKI Luncurkan Aplikasi SI-GAYA
5
Rosan: Olimpiade Paris Diharap jadi Penentu Sukses 3 Target Utama Angkat Besi
Olahraga
1 jam yang lalu
Rosan: Olimpiade Paris Diharap jadi Penentu Sukses 3 Target Utama Angkat Besi
6
Milly Alcock Siap Beraksi dalam Film Baru Supergirl
Umum
59 menit yang lalu
Milly Alcock Siap Beraksi dalam Film Baru Supergirl
Home  /  Berita  /  Politik

Jadikan Ma'ruf Alasan Usul Tunda Pemilu, Cak Imin Dinilai Hilang Akal

Jadikan Maruf Alasan Usul Tunda Pemilu, Cak Imin Dinilai Hilang Akal
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno. (Foto: Istimewa)
Jum'at, 22 April 2022 18:12 WIB
JAKARTA - Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin beralasan hendak membantu Wakil Presiden Ma'ruf Amin dengan menyuarakan penundaan pemilu.

Tindakan ini dinilai sebagai pertanda Cak Imin mulai kehabisan akal.

Hal tersebut disampaikan Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno. Dia menyebut alasan Cak Imin ini bukan saja semakin aneh, tapi juga terkesan asal-asalan.

"Muhaimin mulai kehilangan akal membangun argumen terus mendukung penundaan pemilu. Jadi alasannya makin aneh dan terkesan asal. Kemarin karena alasan stabilitas ekonomi, hari ini demi selamatkan Kiai Ma'ruf di akhirat. Entah besok alasan apalagi. Yang jelas mulai kelihatan (kehabisan) stok argumen dukung penundaan pemilu setelah tegas ditolak presiden," kata Adi kepada wartawan, Kamis (21/4/2022).

Adi menilai guyonan Cak Imin soal selamatkan Ma'ruf Amin cenderung tidak lucu. Bahkan, menurutnya, hal itu menjadi dosa besar dengan menjadikan seorang Kiai lelucon.

"Jikapun Muhaimin ingin bercanda ingin selamatkan Kiai Ma'ruf tapi itu guyonan tak lucu, cenderung dipaksakan. Menjadikan seorang Kiai bahan lelucon dosa besar. Dosa akhirat tak bisa diselamatkan siapapun, kecuali yang bersangkutan," ucapnya.

Tak cuma itu, Adi menyebut argumentasi tersebut juga menggambarkan Cak Imin mulai kehilangan muka setelah gagasannya ditolak presiden dan mayoritas rakyat. Bahkan, menurutnya Golkar dan PAN juga sudah mulai menolak wacana tersebut.

"Muhaimin sepertinya mulai kehilangan muka setelah gagasan penundaan Pemilu 2024 ditolak presiden dan ditolak mayoritas rakyat. Golkar dan PAN mulai 'kembali ke jalan yang benar' tak lagi aktif dukung penundaan. sementara Muhaimin terus mencari alasan pembenaran penundaan pemilu. Makanya alasannya terkesan dibuat-buat dan tak lucu," ujarnya.

Dia juga menduga Cak Imin ingin mencoba menunjukkan bahwa penundaan pemilu bukanlah sesuatu yang salah. Karena itu lah, meski ditolak, Cak Imin dinilai tetap aktif mencari pembenaran agar tidak kehilangan muka.

"Muhaimin ingin tunjukkan ke publik bahwa usul penundaan pemilu bukan sesuatu yang haram. Ibarat pepatah terlanjur basah mandi sekalian. Meski ditolak sana sini, Muhaimin terus aktif mencari argumen pembenaran penundaan. Intinya Muhaimin tak mau kehilangan muka. Muhaimin pasti sadar betul usul penundaan tak mungkin terjadi, tapi terus membangun argumen penundaan sekalipun ditertawakan publik," tuturnya.

Cak Imin sebelumnya mengatakan usulan penundaan pemilu demi menolong Ma'ruf Amin. Selain itu, usulan tersebut, jelas Cak Imin, untuk menolong rakyat.

"Saya itu usul dalam rangka menolong Kiai Ma'ruf Amin, dalam rangka menolong rakyat. Kenapa menolong Kiai Ma'ruf? Karena supaya nanti kalau di akhirat ditanya kurang ini kurang itu. Mesti alasannya ya karena 2 tahun pandemi nggak bisa apa-apa," jelas Cak Imin dalam akun YouTube PMIIOFFICIAL, seperti dilihat Selasa (19/4).

Pernyataan Cak Imin itu dilontarkan dalam acara puncak peringatan hari lahir PMII 62 tahun dengan tema 'Transformasi Gerakan, Merawat Peradaban' yang berlangsung pada Senin (18/4).

"Untuk (menolong) rakyat juga ngomongnya begini, oh kurang ini kurang itu, pemerintah kurang ini kurang itu, itu kan ada pandemi 2 tahun. 2 tahun stuck nggak ngapa-ngapain," ujarnya.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/