Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Senator Dailami Ingin Pemprov DKI Segera Bangun RSUD Tipe B di Kepulauan Seribu
DPD RI
23 jam yang lalu
Senator Dailami Ingin Pemprov DKI Segera Bangun RSUD Tipe B di Kepulauan Seribu
2
Srikandi PLN dan Bhayangkari, Berbagi Cahaya Pengetahuan Listrik untuk Masyarakat
Pemerintahan
23 jam yang lalu
Srikandi PLN dan Bhayangkari, Berbagi Cahaya Pengetahuan Listrik untuk Masyarakat
3
Ini Alasan Hodak Sebut Persib Bandung Layak Ke Final Championship Series
Olahraga
24 jam yang lalu
Ini Alasan Hodak Sebut Persib Bandung Layak Ke Final Championship Series
4
Ciro Alves Senang Persib Bandung Melaju Ke Final Championship Series
Olahraga
24 jam yang lalu
Ciro Alves Senang Persib Bandung Melaju Ke Final Championship Series
5
Pencanangan Peringatan HUT ke-497 Jakarta Berlangsung Meriah
Pemerintahan
23 jam yang lalu
Pencanangan Peringatan HUT ke-497 Jakarta Berlangsung Meriah
Home  /  Berita  /  Politik

Lahan Pertanian Digusur PTPN XIV, Aliansi Masyarakat Massenrempulu Mengadu ke DPD RI

Lahan Pertanian Digusur PTPN XIV, Aliansi Masyarakat Massenrempulu Mengadu ke DPD RI
Aliansi Masyarakat Massenrempulu (AMPU) menemui Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. (foto: Istimewa)
Kamis, 07 April 2022 23:12 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy

JAKARTA - Aliansi Masyarakat Massenrempulu (AMPU) menemui Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, untuk mengadukan nasib yang mereka alami, Kamis (7/4/2022). 

Hadir pada kesempatan itu Kusman perwakilan dari Desa Karrang, M Idris (Karrang), Kamaria Kadir (Batu Mila), Firdaus (Batu Mila), Zulfikar dan Rahmawati Karim (Enrekang).

Rahmawati Karim mengatakan areal pertaniannya tergusur oleh pembangunan PTPN XIV - Unit Usaha Kebun Keera Maroangin di Kecamatan Malwa dan Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. "Tak hanya lahan pertanian tetapi juga pemukiman dan peternakan kami juga tergusur," kata dia.

Dijelaskannya, tahun 1973 PT Bina Mulia Ternak (BMT) mengontrak lahan warga selama 15 tahun dan diperpanjang untuk kedua kali, sehingga masa berlaku habis pada tahun 2003.

Pada tahun 1973 juga PT BMT mendapat konsesi HGU untuk peternakan sapi dengan HGU Nomor 01/ENREKANG/73 tanggal 27 April 1973 SK Mendagri Nomor 22/HGU/73 seluas 5.230 hektare. Tahun 1996, PT BMT dilebur jadi PTPN XIV. 

"Kemudian bisnis dialihkan ke perkebunan ubi. Namun, tidak semua lahan yang diklaim PTPN ditanami ubi. HGU habis tahun 2003 dan Pemkab Enrekang menolak memperpanjang HGU PTPN XIV," ujarnya.

Tahun 2014-2015, reorganisasi kapital holding PTPN XIV-PTPN III dan menjadikan Unit Usaha Kebun Keera-Maroangin untuk perkebunan sawit di Kabupaten Enrekang. Tahun 2016 dilakukan pembibitan sawit di Maroangin, Kecamatan Malwa untuk pembibitan di Luwu. "Namun nyatanya ditanam di lahan garapan warga. Sejak 2017 penanaman dilakukan di empat desa/kelurahan di Kecamatan Malwa," katanya.

Sejak tahun 2016 warga di Desa Patondon Salu, Lingkungan Pakkodi Kelurahan Bangkala, Desa Botto Malangga, Desa Batu Milla, Kecamatan Malwa, Desa Karrang Kecamatan Cendana lahannya dirampas. "Sampai saat ini kami terus melakukan perlawanan. Kami sudah tergusur dari lahan pertanian kami, dari tempat kami bermukim dan tempat kami mengais rejeki," kata dia.

Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mengaku prihatin dengan peristiwa yang menimpa warga. Ia berharap hal tersebut dapat segera dituntaskan dengan tanpa merugikan masyarakat yang telah bermukim sejak lama.  "Saya berharap win-win solution. Masyarakat juga tak boleh dirugikan atas peristiwa ini," kata LaNyalla.

Senator asal Jawa Timur itu meminta pihak terkait untuk menghentikan aktivitas penggusuran hingga persoalan menemui titik terang. "Saya minta hentikan dulu segala aktivitas penggusuran hingga persoalan ini selesai. Dalam waktu dekat, saya akan panggil pihak-pihak terkait untuk menyelesaikan persoalan ini," tegas LaNyalla.

Menurut LaNyalla, masyarakat tetap memiliki hak untuk tempat tinggal dan lahan pertanian mereka harus mendapatkan ganti untung jika ingin digunakan untuk kepentingan bisnis PTPN XIV. "Hak-hak masyarakat tak boleh dirampas. Mereka harus mendapatkan apa yang dia tinggalkan atas nama kepentingan pembangunan bisnis PTPN," papar LaNyalla.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/