Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
14 jam yang lalu
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
2
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
Olahraga
15 jam yang lalu
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
3
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
Olahraga
15 jam yang lalu
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
4
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
Umum
13 jam yang lalu
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
5
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Olahraga
14 jam yang lalu
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Home  /  Berita  /  Politik

Syarief Hasan Minta Pemerintah Lebih Bijak Gunakan Utang Luar Negeri

Syarief Hasan Minta Pemerintah Lebih Bijak Gunakan Utang Luar Negeri
Wakil Ketua MPR RI, Syarief Hasan. (foto: Istimewa)
Senin, 04 April 2022 18:15 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy

JAKARTA - Pemerintah diminta lebih bijak dalam menggunakan utang luar negeri yang posisinya saat ini mencapai Rp7.014 triliun atau melampaui batas rekomendasi Dana Moneter Internasional (IMF).

Pemerintah diminta mengurangi agenda pembangunan yang tidak mendesak dan memprioritaskan upaya penunmbuhan serta penguatan ekonomi.

"Kita terus melakukan pembangunan infrastruktur yang meningkatkan utang Indonesia. Pemerintah harusnya mengurangi agenda yang tidak urgent dan menyerap anggaran besar seperti pembagunan IKN (Ibu Kota Negara) dan infrastruktur lain yang menyebabkan kenaikan utang hingga mencapai Rp7.014 triliun. Pemerintah harus lebih memprioritaskan penumbuhan dan penguatan ekonomi nasional sehingga mengurangi ketergantungan terhadap utang luar negeri," kata wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan dalam keterangan tertulis, Senin (4/4/2022).

Menurutnya, dalam laporan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tercatat posisi utang sebesar Rp7.014 triliun itu terhitung pada Februari 2022. Dengan angka tersebut, rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) kini menjadi 40,17%.

Syarief menuturkan, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI beberapa kali telah mengingatkan potensi gagal bayar utang Indonesia. Dalam hasil review atas kesinambungan fiskal, BPK menyebutkan terjadi tren penambahan utang Indonesia dan biaya bunga yang melampaui PDB sehingga berbahaya bagi kondisi fiskal nasional.

"Dari berbagai kajian akademis, rasio debt service terhadap penerimaan mencapai 46,77% dan rasio pembayaran bunga terhadap penerimaan mencapai 19,06% melampaui rekomendasi IMF," tutur anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat itu.

Ia juga mengingatkan pemerintah untuk memperhatikan kondisi keuangan negara dan melakukan langkah guna menekan utang.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/