Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
Olahraga
24 menit yang lalu
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
2
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
Olahraga
10 menit yang lalu
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
Home  /  Berita  /  Ekonomi

Kata Anggota Komisi Energi DPR RI soal Harga Pertamax

Kata Anggota Komisi Energi DPR RI soal Harga Pertamax
Ilustrasi Pertamax di SPBU Pertamina. (foto: ist. via voi)
Minggu, 27 Maret 2022 12:35 WIB
JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VII DPR Eddy Soeparno saat dihubungi wartawan, Sabtu (26/3/2022) berpandangan, penyesuaian harga Pertamax RON 92 bisa dilakukan secara bertahap untuk mengurangi beban PT Pertamina (Persero).

"Pertamax masih Rp9 ribu per liter, tapi tempat lain sudah Rp12 ribu sampai Rp13 ribu per liter. Jadi kerugian Pertamina cukup besar," tutur Eddy sebagaimana dikutip GoNEWS.co, Minggu.

Pernyataan Eddy menyusul naiknya harga minyak dunia di atas 100 dolar AS per barel dan persiapan Pertamina untuk menaikkan harga.

Sebelumnya, Kementerian ESDM menilai harga keekonomian Pertamax RON 92 pada saat ini di level Rp16 ribu per liter.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Agung Pribadi, sebagaimana lansiran Tribunnews mengatakan, tingginya harga minyak dunia yang masih di atas 100 dolar AS per barel sangat berpengaruh terhadap harga BBM.

"Dengan mempertimbangkan harga minyak bulan Maret yang jauh lebih tinggi dibanding Februari, maka harga keekonomian atau batas atas BBM umum RON 92 bulan April 2022 akan lebih tinggi lagi dari Rp 14.526 per liter (harga keekonomian Maret), bisa jadi sekitar Rp 16 ribu per liter," kata Agung.

Menurutnya, harga tersebut merupakan cerminan dari harga keekonomian BBM RON 92 berdasarkan formula harga dasar dalam perhitungan harga jual eceran jenis BBM Umum.

"Jadi sebagaimana yang telah disampaikan oleh Bapak Menteri ESDM, saat ini kita masih mencermati harga minyak ini, karena kalau berkepanjangan memang bebannya berat juga baik ke APBN, Pertamina dan sektor lainnya," paparnya.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Ekonomi, Nasional, DPR RI, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/