Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Start Awal Urutan 21, Qarrar Firhand Finish di Podium 3
Olahraga
11 jam yang lalu
Start Awal Urutan 21, Qarrar Firhand Finish di Podium 3
2
Pelatih Timnas Wanita Panggil 34 Pemain Uji Coba Lawan Singapura
Olahraga
12 jam yang lalu
Pelatih Timnas Wanita Panggil 34 Pemain Uji Coba Lawan Singapura
3
Soal VAR, Ini Proses Persetujuan Dari FIFA
DKI Jakarta
11 jam yang lalu
Soal VAR, Ini Proses Persetujuan Dari FIFA
4
Aura Positif Ruang Ganti Persib Bandung Jelang Final Championship Series
Olahraga
11 jam yang lalu
Aura Positif Ruang Ganti Persib Bandung Jelang Final Championship Series
5
Ada Rekayasa Lalin di Dua Ruas Jalan Ini Mulai 22-26 Mei 2024
Umum
9 jam yang lalu
Ada Rekayasa Lalin di Dua Ruas Jalan Ini Mulai 22-26 Mei 2024
6
Dispusip DKI Rilis Buku Pemenang Hari Anak Jakarta
Umum
9 jam yang lalu
Dispusip DKI Rilis Buku Pemenang Hari Anak Jakarta
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Mencari Solusi untuk Perdamaian Papua Melalui Lokakarya MPI

Mencari Solusi untuk Perdamaian Papua Melalui Lokakarya MPI
Persekutuan Gereja-Gereja di Papua (PGGP) menggelar lokakarya 'Membangun Paradigma Inklusif (MPI). (Foto: Istimewa)
Senin, 28 Februari 2022 14:50 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy

PAPUA - Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia (PGLII), Wahana Visi Indonesia (WVI), dan Persekutuan Gereja-Gereja di Papua (PGGP) menggelar lokakarya 'Membangun Paradigma Inklusif (MPI)  di Entrop Kota Jayapura sejak 23-25 Februari kemarin.

Kegiatan yang dihadiri 13 peserta meliputi para Pendeta dan Pimpinan Gereja dan Pastor, serta  Fasilitator, dan co-fasilitator ini, menghasilkan program turunan berupa 5 (lima) program unggulan dan prioritas yang terdiri dari 2 (dua) program Pendidikan yaitu Integrasi Sekolah Minggu dan PAUD melalui program pembekalan guru Sekolah Minggu dan PAUD, Program Penggalangan Pendanaan.

Sedangkan bidang ekonomi, membuat 2 (dua) program unggulan dan prioritas yaitu pendataan pemberdayaan ekonomi jemaat dan pedagang di pasar  Tradisonal. Dan program unggulan di dalam menangani isu-isu sosial termasuk diantaranya adalah penanganan 60.000 pengungsi dan pembangunan shelter (penampungan sementara untuk para pengungsi) masyarakat korban konflik.

Ketua II PGGP, Pdt Metusaleh P.A Maury S.Th mengatakan, kegiatan workshop tersebut masih dalam rangkaian peringatan Hhari Pkesabaran Inaik (HPI) ke167. "Workshop MPI merupakan bagian dari rangkaian HPI yang menegaskan bahwa kehadiran gereja-gereja Papua adalah sebagai umat Allah yang dipanggil untuk menghadirkan tanda-tanda Kerajaan Allah yang dinampakkan dalam kepeduliaan untuk menyelesaikan masalah Pendidikan, ekonomi dan isu-isu sosial di Papua," kata pdt. Maury.

Dijelaskan, salah satu masalah utama yang dibahas dalam penyusunan program adalah belum terintegrasinya antara Sekolah Minggu dan PAUD akibat perbedaan doktrin, termauk kurangnya dukungan stakeholder dan minimnya pendanaan, serta belum adanya system rekrutmen, kurikulum yang memadai. Penyusunan program lainnya di bidang ekonomi dan isu-isu sosial terkait dengan penanganan pengungsi juga menjadi analisa MPI.

"Syukur Puji Tuhan dalam workshop ini kita berhasil melahirkan lima program unggulan dan prioritas yang terdiri dari dua program Pendidikan dan dua program ekonomi umat,"ucapnya.

Perayaan HPI ke 167 menurutnya merupakan titik tolak membangun semangat iman, ketahanan pengharapan dan jangkauan kasih yang meluas, melintas batas. "Nuansanya nampak dalam hasil keputusan dan rekomendasi konferensi para pemimpin gereja dalam rangkaian Hari Pekabaran Injil yang kita laksanakan ini,"ucapnya lagi.

Sementara itu, Pengajar STT Baptis Papua Maryam Deda mengatakan, dirinya mengaku bersyukur adanya kegiatan tersebut. Menurutnya, materi MPI benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat di Papua. "Pelatihan ini menolong kami sebagai peserta untuk lebih tajam dalam menganalisis masalah-masalah sosial yang ada, mencari akar persoalan hingga bertindak memberikan kontribusi nyata dalam lingkup pengaruh kami," urainya.

Dari materi dan refleksi Alkitab dalam Pelatihan MPI menurutnya, juga berbicara tentang bagaimana Ia harus bersikap, menciptakan situasi dan suasana harmoni di tengah kemajemukan, baik dalam kehidupan bertetangga, maupun dalam tugas dan pelayanan sebagai pengajar di STT. "Materi ini mempertajam saya untuk menjadi pendidik yang 'high impact' (berdampak luas) bagi para mahasiswa," tegasnya.

HPI ke-167 diharapkan bisa menjadi catatan bagi gereja untuk tidak memikirkan diri sendiri, melainkan berkolaborasi dalam proses menciptakan Papua yang lebih baik ke depan. "Api injil tetap menyala dari Tanah Papua, dimulai dari Orang Papua mengalami transformasi, lalu hidup dalam harmoni dan kemajemukan yang ada di dalam Bangsa ini. Semuanya itu bertujuan untuk menjadikan suasana yang lebih baik dan memberkati orang lain di berbagai tempat," tukasnya.

Hal senada juga diungkapkan Ketua Sinode Gereja Pentakosta di Papua, Pdt. Dr. Robert Marini M.Th. Kegiatan tersebut hematnya, sangat baik dan berguna. "Saya bersyukur bisa berdampingan dengan teman-teman dari denominasi lain dan para tutor dari Jakarta. Ini sesuatu yang luar biasa, membuka paradigma serta kapasitas baru dalam pergerakan oikumene demi pembaharuan gereja," jelasnya.

Sementara itu salah satu Panitia Penyelenggara HPI, Pst. Kostantinus Bahang (STT Fajar Timur) menyampaikan, bahwa Pelatihan MPI sangat bermanfaat, pasalnya, seluruh program dalam perayaan dan konferensi menjadi siap untuk diimplimentasikan. "Selama ini hasil HPI selalu bermasalah ditahap implementasi rekomendasi, karena tidak ada fasilitator dan metodologi atau cara kerja yang siap untuk mem-break-down seluruh rekomendasi. Sekarang dengan adanya PCC sebagai dapur kebijakan, Lokakarya MPI sangat membantu untuk memberikan bekal pola dan cara kerja yang baik dalam penyusunan program," urainya.

"Saya pribadi tidak begitu puas dengan hasil HPI selama beberapa tahun terakhir karena hanya berupa dokumen rekomendasi, namun melalui pelatihan MPI ini ada indikasi bahwa kita bisa mewujudkan hal-hal yang praktis dan siap diwujudkan. Harapannya, apa yang sudah dibahas oleh para peserta lokakarya MPI ini dapat diperluas ke tim-tim Kerja yang ada di PCC nanti sehingga kita memiliki skema atau desain yang sama dalam pengembangan program," pungkasnya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/