Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Umum
12 jam yang lalu
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
2
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
Olahraga
12 jam yang lalu
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
3
Senator Dailami Ingin Pemprov DKI Segera Bangun RSUD Tipe B di Kepulauan Seribu
DPD RI
11 jam yang lalu
Senator Dailami Ingin Pemprov DKI Segera Bangun RSUD Tipe B di Kepulauan Seribu
4
Srikandi PLN dan Bhayangkari, Berbagi Cahaya Pengetahuan Listrik untuk Masyarakat
Pemerintahan
11 jam yang lalu
Srikandi PLN dan Bhayangkari, Berbagi Cahaya Pengetahuan Listrik untuk Masyarakat
5
Cadenazzi Optimistis Borneo FC Catat Hasil Positif
Olahraga
12 jam yang lalu
Cadenazzi Optimistis Borneo FC Catat Hasil Positif
6
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
Olahraga
12 jam yang lalu
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
Home  /  Berita  /  Politik

Tak Bolehkan Pakai Ambulance untuk Angkut Jenazah, DPD RI Minta Bupati Copot Direktur RSUD Pancaitana Bone

Tak Bolehkan Pakai Ambulance untuk Angkut Jenazah, DPD RI Minta Bupati Copot Direktur RSUD Pancaitana Bone
Wakil ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI) Sultan B Najamudin. (Foto; Istimewa)
Jum'at, 04 Februari 2022 03:44 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy

JAKARTA - Wakil ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI) Sultan B Najamudin meminta Bupati Kabupaten Bone Sulawesi selatan mencopot kepala Rumah sakit Umum Daerah (RSUD) Pancaitana dari jabatannya.

Tak Bolehkan Pakai Ambulance untuk Jenzah, DPD RI Minta Bupati Copot Direktur RSUD Pancaitana Bone

Permintaan bernada kecaman ini disampaikan Sultan menyusul terjadinya tindakan yang menurutnya tidak manusiawi terhadap salah satu warga yang terpaksa membawa pulang mayat bayinya menggunakan sepeda motor setelah tidak diperbolehkan memakai mobil ambulance oleh pihak RSUD Pancaitana Bone.

"Terus terang peristiwa ini sangat mengusik naluri kemanusiaan kita. Dan Kita semua tentu sangat memahami, bagaimana perasaan seorang ayah yang harus kehilangan anaknya," ungkap Sultan melalui keterangan resminya pada kamis (03/02).

Mantan wakil Gubernur Bengkulu itu pun mengecam sikap pihak RSUD Pancaitana dan meminta Bupati Bone untuk memberhentikan kepala atau direktur RSUD Bone dari jabatannya. Ini kelalaian yang sungguh memalukan sebagai seorang abdi negara.

"Pada prinsipnya, RSUD itu milik daerah dan masyarakat, jadi pihak manajemen RSUD jangan terlalu jauh berbisnis dengan masyarakat. Apapun alasannya, tidak boleh ada masyarakat yang terabaikan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dan fasilitas kesehatan lainnya," tegasnya.

Sehingga, lanjutnya, sangat penting bagi setiap entitas dan sistem pelayanan publik dibangun dan diarahkan oleh nilai-nilai luhur kemanuasiaan. Itulah hakikat budaya bangsa yang tersurat dalam Pancasila.

"Oleh karena itu, penting Pemerintah daerah untuk melakukan evalusia dan pengawasan terhadap kinerja aparatnya di setiap bidang, khususnya pada kebutuhan publik yang asasi di sektor ekonomi dan kesehatan. Kami berharap agar peristiwa yang merendahkan warga negara seperti ini tidak terulang kembali," tutupnya.

Seperti banyak diberitakan, Asdar, seorang warga Kabupaten Sinjai, terpaksa membawa jasad bayinya sejauh 70 km menggunakan motor karena tak sanggup menyewa ambulans, akibat kekurangan biaya yang hanya sebesar Rp 100.000 untuk menyewa ambulans dari RSUD Pancaitana, Kabupaten Bone.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/