Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Start Awal Urutan 21, Qarrar Firhand Finish di Podium 3
Olahraga
15 jam yang lalu
Start Awal Urutan 21, Qarrar Firhand Finish di Podium 3
2
Soal VAR, Ini Proses Persetujuan Dari FIFA
DKI Jakarta
15 jam yang lalu
Soal VAR, Ini Proses Persetujuan Dari FIFA
3
Pelatih Timnas Wanita Panggil 34 Pemain Uji Coba Lawan Singapura
Olahraga
16 jam yang lalu
Pelatih Timnas Wanita Panggil 34 Pemain Uji Coba Lawan Singapura
4
Aura Positif Ruang Ganti Persib Bandung Jelang Final Championship Series
Olahraga
15 jam yang lalu
Aura Positif Ruang Ganti Persib Bandung Jelang Final Championship Series
5
Ada Rekayasa Lalin di Dua Ruas Jalan Ini Mulai 22-26 Mei 2024
Umum
13 jam yang lalu
Ada Rekayasa Lalin di Dua Ruas Jalan Ini Mulai 22-26 Mei 2024
6
Dispusip DKI Rilis Buku Pemenang Hari Anak Jakarta
Umum
13 jam yang lalu
Dispusip DKI Rilis Buku Pemenang Hari Anak Jakarta
Home  /  Berita  /  Umum

Perempuan Syiah Utama Berdayakan HHBK untuk Tingkatkan Ekonomi

Perempuan Syiah Utama Berdayakan HHBK untuk Tingkatkan Ekonomi
Perempuan Samar Kilang, Syiah Utama, Bener Meriah, Aceh sedang memproduksi olahan Aren. (foto: ist. via bergelora)
Rabu, 26 Januari 2022 16:40 WIB
BENER MERIAH - Kelompok perempuan Samar Kilang, Kecamatan Syiah Utama, Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh meresmikan produk Janeng atau Ubi Hutan (Dioscorea hispida Dents) dan Aren (Arenga pinnata) sebagai hasil produksi HHBK (hasil hutan bukan kayu), kemarin.

Direktur Katahati Institute Raihal Fajri berharap, peluncuran ini semakin membuka pengetahuan masyarakat Samar Kilang yang tinggal di pinggiran hutan Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) bahwa tanaman-tanaman tersebut bernilai ekonomi dan bisa meningkatkan pendapatan ekonomi mereka.

"Karena belum mengetahuinya, akhirnya masyarakat membiarkan saja tanaman tersebut tumbuh dan menjadi semak-semak, padahal tanaman-tanaman tersebut selain dapat dikonsumsi dan bernilai ekonomi, juga memiliki nilai histori yang menarik,” ungkap Raihal dikutip GoNEWS.co dari Bergelora di Jakarta, Rabu (27/1/2022).

Janeng misalnya, masyarakat Samar Kilang pernah menjadikan umbi-umbian ini sebagai makanan pokok, saat mereka dilanda kemarau dan gagal panen pada tahun 1970-an.

"Janeng ini juga menjadi makanan pejuang Aceh saat bergerilya di dalam hutan melawan pasukan Belanda. Selain itu juga pernah menjadi makanan utama pasukan Gerakan Aceh Merdeka (GAM)," ujar Raihal.

Selama ini, janeng dan aren masih dikonsumsi hanya oleh masyarakat Samar Kilang dan tidak dijual keluar Kecamatan Syiah Utama. Hal yang sama juga terjadi pada gula aren, di Samar Kilang banyak pohon aren, namun airnya hanya diolah menjadi gula tampang, padahal gula aren ini juga bisa diolah menjadi bubuk dan dalam bentuk manisan.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Umum, Lingkungan, DKI Jakarta, Aceh
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/