Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
Olahraga
6 jam yang lalu
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
2
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
Olahraga
6 jam yang lalu
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
3
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
5 jam yang lalu
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
4
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
Umum
4 jam yang lalu
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
5
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Olahraga
5 jam yang lalu
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Home  /  Berita  /  Pemerintahan

Gaji Menteri 19 Juta, Bahlil: Gaya Saja yang Mantap, Tapi Kita Tidak Bisa ke Mal

Gaji Menteri 19 Juta, Bahlil: Gaya Saja yang Mantap, Tapi Kita Tidak Bisa ke Mal
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia. (foto: istimewa)
Rabu, 26 Januari 2022 12:22 WIB

JAKARTA - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka-bukaan mengenai gaji seorang menteri. Menurut dia, para pembantu presiden digaji tak lebih dari Rp 20 juta per bulan.

"Memang kalian pikir gaji menteri itu berapa? Gaji menteri itu tidak lebih dari Rp 20 juta, gayanya saja yang mantap," ujar Bahlil dalam acara Himpunan Pengusaha Muda Indonesia alias Hipmi, Selasa, 25 Januari 2022.

Karena itu, kata Bahlil, jangan berpikir bahwa para pejabat pemerintahan mengantongi duit yang banyak. Ia mengatakan pejabat memang memiliki kewenangan, namun itu pun untuk kesejahteraan rakyat.

Ia pun berseloroh bahwa gaji para deputi bawahannya pun kurang dari Rp 100 juta per bulan. Padahal, kala menjadi komisaris, Bahlil mengaku bisa mendapat gaji minimal Rp 200 juta per bulan. "Jadi menteri gajinya 19 juta. Jadi tidak bisa lagi ke mal kita. Kalau kita minum kopi di mal kita ditanya ini ambil uang dari mana. Jadi enggak bisa lagi," ujarnya.

Perbincangan soal gaji bermula kala ia membahas upaya agar pendapatan per kapita Indonesia bisa naik dari saat ini di kisaran US$ 4.000 per kapita, menjadi US$ 12.000 per kapita. Bila target itu tercapai, Indonesia disebut bisa menjadi negara dengan ekonomi nomor tujuh terbesar di dunia.

Bahlil mengatakan salah satu upaya untuk mencapai target pendapatan penduduk Indonesia US$ 12.000 per kapita adalah dengan mengubah pola pikir mahasiswa. Ia menyebut pelajar Indonesia harus diubah pola pikirnya agar mau menjadi pengusaha atau enterpreneur.

Menurut Bahlil, berdasarkan survei kala ia menjabat Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia, hanya 3 persen dari mahasiswa yang ingin menjadi pengusaha. Mayoritas atau 83 persen mahasiswa ingin menjadi karyawan dan 14 persen ingin menjadi politikus atau pekerja LSM.

Padahal, ketika ditanya apakah mereka ingin menjadi orang kaya atau tidak, semua ingin menjadi kaya. "Ini antara pilihan mau jadi orang kaya dan instrumen untuk mencapai pilihan itu terjadi kontraproduktif," ujar Bahlil.

Ia pun mempertanyakan pilihan mahasiswa tersebut. "Saya tidak mengerti rumusan ekonomi apa yang menyebut bahwa menjadi ASN itu akan menjadi kaya. Yang namanya karyawan itu tidak mungkin menjadi kaya. Kecuali Allah berkehendak lain," kata Bahlil.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:Tempo
Kategori:Peristiwa, Pemerintahan, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/