Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
Olahraga
4 jam yang lalu
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
2
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
Olahraga
4 jam yang lalu
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
3
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
3 jam yang lalu
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
4
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Olahraga
2 jam yang lalu
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
5
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
Umum
2 jam yang lalu
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
Home  /  Berita  /  Olahraga

Netizen Harus Desak PSSI Buka Kontrak Kerja Shin Tae-yong ke Publik

Netizen Harus Desak PSSI Buka Kontrak Kerja Shin Tae-yong ke Publik
Hifni Hasan (Ist)
Kamis, 20 Januari 2022 18:07 WIB
Penulis: Azhari Nasution
JAKARTA - Mantan Plt Sekjen Komite Olimpiade Indonesia (KOI), HIfni Hasan buka suara soal kritikan Anggota Exco PSSI, Haruna Soemitro terhadap pelatih Tim Nasional (Timnas) Indonesia, Shin Tae-yong. Apalagi, Haruna Soemitro sempat dibully para netizen yang sangat mengidolakan pelatih asal Korea Selatan tersebut.

"Saya rasa Haruna Soemitro sebagai anggota Exco PSSI wajar mengeluarkan kritikan terhadap Shin Tae-yong . Apalagi, Timnas Indonesia hanya mampu menjadi runner up di Turnamen Sepakbola AFF 2020," kata Hifni di Jakarta, Kamis (20/1/2022).

Dalam hal ini, Hifni Hasan tidak menyalahkan para netizen. Namun, dia meminta mereka juga jeli membaca kritikan yang disampaikan Haruna Soemitro dengan mencari tahu isi kontrak PSSI dengan Shin Tae-yong.

"Saya tidak menyalahkan netizen mem-bully Haruna Soemitro jika memang kontrak kerja Shin Tae-yong hanya membawa Timnas Indonesia sebagai runner up. Tetapi, kalau kontraknya juara Piala AFF 2020 berarti kritikan Haruna itu benar. Makanya, netizen harus mendesak PSSI membuka isi kontraknya dengan Shin Tae-yong," jelasnya.

"Semua kan sudah paham bahwa Timnas Indonesia itu berulangkali menjadi runner up di Piala AFF. Masak iya ditangani pelatih kelas dunia kontraknya hanya sebagai runner up dan tidak ada beda dengan pelatih sebelumnya?'" tanyanya.

Di Piala AFF 2021 Timnas Indonesia dengan mayoritas pemain muda menjadi runner-up usai kalah agregat 2-6 dari Thailand pada dua laga final. Hasil itu jadi runner-up keenam bagi Tim Merah Putih di Piala AFF. Pencapaian itu membuat Shin Tae Yong selevel dengan pelatih-pelatih lain yang gagal mengantar Skuad Garuda juara Piala AFF. 

Menurut Haruna, persepsi tersebut yang membuat Shin Tae Yong tidak senang dengan respons Exco PSSI dalam rapat evaluasi itu. "Tersinggungnya itu bisa dibilang begini, Indonesia itu kalau hanya runner-up sudah biasa. Shin Tae Yong tersinggung, seolah-olah kami ngerecoki dia," ujar Haruna.

Capaian di Piala AFF 2021 itu, kata Haruna, berbeda dengan ekspektasi publik Indonesia terhadap Shin Tae Yong yang diharapkan meraih gelar juara. Haruna membandingkan dengan ketika Shin Tae Yong akan menggantikan Luis Milla.

Pada masa itu, suporter Indonesia ramai mendesak PSSI mempertahankan pelatih asal Spanyol tersebut karena dianggap bisa memberikan prestasi bagi Timnas Indonesia.
"Kalau prestasinya hanya runner up ya apa bedanya dengan yang kemarin [pelatih sebelumnya]. Lebih-lebih kemarin ada yang ngomong, apa bedanya dia dengan Simon [McMenemy]. Simon juga maksimalnya runner up. Itu mungkin yang buat dia tersinggung," kata Haruna.

Dia kemudian menimpali bahwa dirinya bukan bicara atas nama pribadi, melainkan membawa aspirasi dari klub dan stakeholder sepak bola yang meminta untuk menyampaikan kepada Shin Tae Yong. "Saya bilang, ini kritik untuk diskusi mencari jalan keluar bersama-sama. Bukan ngerecoki, tetapi berusaha mencari jalan untuk meraih prestasi," tuturnya.  

Akhirnya, rapat tak bisa dilanjutkan dan deadlock setelah waktu yang tersedia tak mencukupi. Shin Tae Yong pada hari itu harus segera ke bandara karena terbang ke Bali untuk memantau kompetisi Liga 1. "Deadlock, karena dia harus kejar pesawat ke Bali, nanti akan dirapatkan kembali di Bali," tutur Haruna.

Shin Tae Yong sebelum meninggalkan rapat juga sempat mengeluhkan bahwa dirinya telah bekerja keras dan punya tugas yang berat. Bukan hanya menangani timnas senior, tetapi juga U-19 dan U-23.

"Namanya bekerja memang berat, makanya ada kritik kemudian diskusi untuk menemukan solusinya," tandas pria yang juga Presidium KAHMI Jatim tersebut. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/